Jakarta, Mobilitas – Setelah di beberapa bulan menjelang akhir tahun 2024 dikabarkan mengalami masalah keuangan, akhirnya Neta Auto mendapatkan suntikan dana segar dari beberapa pihak eskternal, terutama pabrikan baterai listrik Contemporary Amperex Technology Co. Limited (CATL).
Laporan laman DoNews dan The People Daily News yang disitat Mobilitas di Jakarta, Sabtu (15/2/2025) menyebut pabrikan mobil asal Shanghai, Republik Rakyat Cina, itu mendapatkan suntikan dana sekitar 6 miliar yuan atau sekitar Rp 13,44 triliun (kurs 1 yuan = Rp 2.2400. “Suntikan dana itu berupa investasi. Sejumlah lembaga negara dan terutama CATL terlibat dalam penyuntikan dana itu,” tulis media tersebut.
Sebelumnya, pada Januari 2023, CATL yang merupakan pabrikan baterai terbesar di Cina maupun dunia ini telah meneken perjanjian dengan Neta Auto yang isinya Neta Auto menggunakan sasis Bedrock dari CATL.
“Dengan dukungan keuangan ini, CATL berkepentingan untuk membuktikan keunggulan platform buatannya yang digunakan Neta,” ungkap seorang sumber di CATL yang dikutip Sino Auto News.
Kini, setelah mendapatkan suntikan dana segar, Neta mengaku akan fokus menggenjot penjualan mobil listrik buatannya di pasar global. “Kami akan melipatgandakan penjualan di pasar luar negeri,” kata salah satu pejabat Neta.
Salah satu kawasan yang dibidik Neta untuk menjajakan produknya lebih banyak adalah Asia Tenggara (ASEAN) yang memiliki total jumlah penduduk hampir 650 juta jiwa. Dan di kawasan ini, Indonesia dan Thailand menjadi bidikan utama karena keduanya merupakan pasar terbesar di kawasan.
Data Autohome yang disitat Mobilitas di Jakarta, Sabtu (15/2/2025) memperlihatkan sepanjang 2024 lalu Neta menjual 7.969 mobil di Thailand. Jumlh ini ambrol parah dibanding tahun 2023 yang sebanyak 13.836 unit.
Kondisi serupa terjadi di Indonesia. Data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) yang dikutip Mobilitas di Jakarta, Sabtu (15/2/2025) memperlihatkan selama Januari – November 2024, Neta Indonesia menjual mobil ke konsumen (penjualan ritel) sebanyak 535 unit. Artinya saban bulan mobil Neta yang dibeli konsumen hanya 49 unit.
Sedangkan di Cina, data Asosiasi Mobil Penumpang Cina (CPCA) menunjukkan Neta hanya meraup angka penjualan sebanyak 61.592 unit. Jumlah itu terperosok hingga 40,2 persen dibanding total penjualan yang dicetaknya pada tahun 2023. (Din/Aa)
Mengawali kiprah di dunia jurnalistik sebagai stringer di sebuah kantor berita asing. Kemudian bergabung dengan media di bawah grup TEMPO Intimedia dan Detik.com. Sejak 2021 bergabung dengan Mobilitas.id