Bisnis

Harapan Nissan Merger dengan Tesla Pupus, Elon Musk Tepis Kemungkinan Itu

×

Harapan Nissan Merger dengan Tesla Pupus, Elon Musk Tepis Kemungkinan Itu

Share this article
Logo Nissan - dok.Istimewa via Gibbons Funeral

Tokyo, Mobilitas – Sebelumnya, pada Rabu (20/2/2025) Financial Times dan AFP melaporkan Nissan akan melakukan penjajakan ke Tesla dan pabrikan-pabrikan lokal Republik Rakyat Cina (Cina) untuk merger. Hal itu dilakukan setelah rencana merger dengan Honda Motor bubar di tengah jalan.

Laporan dua media itu bahkan menyebut upaya yang dilakukan sejumlah elit di Nissan Motor ini mendapat dukungan dari mantan perdana menteri Yoshihide Suga.

“Kelompok itu berharap Tesla akan menjadi investor strategis. Sebab, mereka berkeyakinan Tesla bakal tertarik untuk mengakuisisi pabrik-pabrik Nissan di Amerika Serikat (AS),” tulis Financial Times dan AFP.

Terlebih, para elit itu juga beranggapan Tesla bakal meningkatkan produksi di dalam negeri Amerika Serikat sejalan rencana kebijakan Presiden Donald Trump untuk menerapkn tarif baru terhadap impor mobil. Terlebih, Tesla hingga kini masih mengandalkan produksi dari pabriknya yang ada di Cina, negara yang saat ini dianggap sebagai “lawan dalam perdagangan” oleh Donald Trump.

Ilustrasi, Nissan Kicks e-Power – dok.Mobilitas

Namun, kabar itu segera ditepis oleh bos besar Tesla Inc, Elon Musk. Laporan Financial Times, yang dikutip Mobilitas di Jakarta, Senin (24/2/2025) menyebut dalam cuitn di akun X miliknya, Elon Musk menegaskan, “Pabrik Tesla Adalah produk yang dihasilkannya (yang sejak awal dibangun Tesla sendiri),.”

Pria berjuluk The Iron Mn itu juga menambahkan bahwa lini produksi sangat berbeda dari industri otomotif lainnya. Sehingga, kecil kemungkinan Tesla akan tertarik mengambil alih fasilitas produksi (pabrik) Nissan.

Sementara itu, eks anggota dewan direksi Tesla, Hiro Mizuno, membantah keterlibatannya dalam uusaha untuk mendekati Tesla. Bahkan Hiro mengatakan secara desain pabrik Tesla sangat unik dan khas, sehingga jika harus mengakuisisi pabrik Nissan maka tidak akan efisien karena harus melakukan penyesuaian lagi.

Pada sisi lain, lembaga pemeringkat investasi Moody’s menyebut kini kondisi Nissan sangat tidak baik-baik saja. Setelah gagal mewujudkan merger senilai us$ 50 miliar dengan Honda, kondisi keuangan Nissan sangat riskan, sehingga Moody’s menurunkan predikat Nissan sebagai perusahaan yang tidak layak untuk investasi. (Din/Aa)

Mengawali kiprah di dunia jurnalistik sebagai stringer di sebuah kantor berita asing. Kemudian bergabung dengan media di bawah grup TEMPO Intimedia dan Detik.com. Sejak 2021 bergabung dengan Mobilitas.id