Jakarta, Mobilitas – Kebiasaan masyarakat saat mudik ke kampung halaman dengan menggunakan mobil pribadi adalah tidak hanya mengisi mobil dengan penumpang hingga batas maksimal, namun juga membawa barang sebanyak-banyaknya. Sehingga mobil overload, padahal hal itu mengundang bahaya.
Seperti diungkap instruktur senior Java Dwipa Denfensive Center, Poengki Eko Harianto, mobil yang membw beban melebihi btas kapasitasnya menjadi tidak stabil ketika dikendarai.
“Karena mobil dirancang memiliki kestabilan meski di jalan miring, lintasan dengan sudut tanjakan tertentu dan sebagainya dengan menghitung batas-batas bobot mobil itu sendiri plus dengan muatannya. Tetapi, batas bobot muatan itu ada batas maksimalnya agar mobil benar-benar stabil,” papar Poengki saat dihubungi Mobilitas di Jakarta, Selasa (18/3/2025).
Sehingga, jika mobil membawa beban melebihi kapasitas alias overload dan tidak stabil maka mobil akan mudah sekali limbun, sebab daya cengkeram ban berkurang. Dan dalam kondisi seperti itu, jika pengemudi melakukan manuver secara tiba-tiba, misalnya menghindari lubang atau melakukan pengereman mendadak, mobil sangat berpotensi terguling bahkan terbalik.
“Setidaknya, ketika mobil diajak bermanuver bisa mengalami guncangan hebat yang membahayakan diri sendiri maupun kendaraan lain yang kebetulan di jalan yang sama. MObil limbung dan arah lajunya meleceng. Karena itu, hindari manuver mobil secara mendadak karena gaya inersia yang semakin besar,” jelas Poengki.
Melihat potensi bahaya seperti itu, jika memang terpaksa harus mengangkut beban yang banyak hingga batas maksimal, sebaiknya tidak memacu mobil dengan kencang. Tetapi, tandas Poengki, yang jauh lebih penting adalah menghindari memuat beban yang melebih batas kapasitas.
“Bahkan meskipun mobil dipasangi roof box atau roof rack sekali pun. Jangan memuat beban yang melebih batas, pastikan beban bawaan masih normal. Lihat batas kapasitas angkut mobil di petunjuk yang ada,” papar Poengki. (Swe/Aa)
Mengawali kiprah di dunia jurnalistik sebagai stringer di sebuah kantor berita asing. Kemudian bergabung dengan media di bawah grup TEMPO Intimedia dan Detik.com. Sejak 2021 bergabung dengan Mobilitas.id