Jakarta, Mobilitas – Hajatan Gaikindo Indonesia International Auto Show atau GIIAS 2025 siap digelar pada 24 Juli – 3 Agustus 2025 di ICE BSD City, Tangerang dan diklaim akan diikuti 55 merek mobil penumpang, kendaraan komersial, hingga sepeda motor.
Ketua I Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Jongkie Sugiarto, yang dihubungi Mobilitas di Jakarta, Jumat (18/4/2025).menyebut jumlah tersebut bahkan sangat mungkin bertambah, mengingat baanyaknya merek-merek baru kendaraan bermotor termasuk kendaraan listrik yang masuk di Indonesia. Terlebih, GIIAS seperti pelaksanaan selama ini menjdi ajang promosi bagi industri untuk memperkenalkan produk mereka.
“Dan bagi masyarakat menjadi wahana untuk mengetahui perkembangan produk kendaraan baru serta teknologinya, bahkan menjadi tempat transaksi saat memburu kendaraan idaman mereka,” papar Jongkie.
Dia tak menampik kondisi ekonomi saat digelarnya GIIAS 2025 penuh dengan tantangan. Termasuk semakin selektifnya lembaga pembiayaan kredit – baik bank maupun non bank atau leasing – dalam menyalurkan pembiayaan untuk menghindari potensi risiko kredit macet.
“Tetapi, ada potensi baru sejalan dengan digelarnya GIIAS 2025 itu, yaitu hadirnya merek-merek baru dengan produk-produk baru mereka. Tentu saja, brand-brand juga menyiapkan strategi khusus. Termasuk kolaborasi dengan lembaga pembiayaan. Karena GIIAS inilah yng justru menjdi peluang mereka untuk berinteraksi dengan masyarakat secara langsung dan massif,” jelas Jongkie.
Sementara itu, hasil Economic Expert Survey Semester I 2025 Ekonom Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) yang disitat Mobilitas di Jakarta, Sabtu (19/4/2025) menyebut sebagian besar ahli menyatakan bahwa kondisi perekonomian Indonesia bakal memburuk dibandingkan kuartal IV 2024. Dari 42 ahli yang dilibatkan, hanya satu orang yang menyatakan kondisi ekonomi pada periode ini lebih baik.
Lembaga itu memprediksi pada tahun 2025, jika pemerintah menerapkan kebijakan transformasi struktural dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi kemungkinan baru akan terlihat dalam jangka menengah hingga panjang. “Karena itu kami perkirakan PDB Indonesia akan tumbuh stagnan sebesar 5,1 persen year on year dalam rentang estimasi 5,0 persen hingga 5,1 persen untuk tahun fiskal 2025,” kata Ekonom LPEM UI, Teuku Riefky. (Anp/Aa)
Mengawali kiprah di dunia jurnalistik sebagai stringer di sebuah kantor berita asing. Kemudian bergabung dengan media di bawah grup TEMPO Intimedia dan Detik.com. Sejak 2021 bergabung dengan Mobilitas.id