Jakarta, Mobilitas – Saban kali kita mendapatkan tawaran skema pembiayaan pembelian kredit kerap mendengar tawaran tenor atau jangka waktu pinjaman kredit yang panjang. Tentu, tawaran ini perlu dipikirkan secara matang sebelum diputuskan untuk menerimanya atau tidak.
“Karena tenor akan sangat mempengaruhi jumlah bunga dan besaran cicilan yang harus dibayarkan oleh kreditur. Ada plus minus dari tenor kredit yang panajng, dan faktor plusnya ini terkait dengan kondisi ca;on kreditur atau orang yang akan melakukan kredit mobil itu. Karena itu sekali lagi pikirkan masa-masak,” ungkap Financial Planner independen, Mutia Chairunissa, saat dihubungi Mobilitas dari Jakarta, Sabtu (31/7/2021).
Nilai plus dari tenor kredit yang panjang dirasakan oleh calon nasabah (calon pengredit) mobil yang memiliki pendapatan tetap dan cenderung pas saban bulannya. Misalnya seorang aparatur sipil negara atau karyawan swasta yang hanya mengandalkan pendapatan dari gaji semata.
Sehingga, dengan perhitungan pemdapatan bulanan yang telah dibagi dengan anggaran kebutuhan tetap saban bulannya plus kebutuhan lainnya, masih tersisa jumlah yang tetap untuk angsuran atau cicilan kredit.
“Dan tenor kredit panjang akan memperkecil jumlah uang muka (DP) yang harus dibayarkan dan besaran cicilan per bulan. Jadi cocok untuk orang yang memiliki pendapatan tetap saban bulannya,” kata Mutia.
Nilai minus
Namun, selain menawarkan keringanan seperti itu, tenor kredit yang panjang juga mempunyai kekurangan atau nilai minus. Nilai minus pertama adalah jumlah bunga yang dibayarkan hingga tenor berakhir, jika ditotal akan jauh lebih besar atau lebih tinggi.
“Sebab, meski besaran bunga kredit saban bualnnya terbilang kecil atau rendah, tetapi karena Jangka waktu pembayaran yang lebih panjang atau jumlah bulannya yang jauh lebih banyak, maka kalau ditotal nilai nominal pembayaran bunga itu jauh lebih besar,” jelas Mutia.
Kedua, nilai mobil ketika kredit telah lunas sudah jauh terdepresiasi banyak alias sudah merosot sangat dalam. Maklum, penurunan nilai (dipresiasi) harga mobil saban tahunnya berlangsung secara konstan, dengan besaran 10% per tahun.
Sehingga jika dalam waktu tenor rata-rata alis normal saja – yakni lima tahun – maka mobil yang saat dibeli (kredit) berharga Rp 250 juta, maka lima tahun kemudian harganya sudah Rp 125 juta – Rp 150 juta, meski kondisi bodi masih mulus dan mesin masih prima sekalipun.
Nilai minus ketiga dari tenor kredit panjang adalah, akan sulit di-over kredit jika Anda kesulitan membayar cicilan di tengah perjalanan proses kredit. Anda kemungkinan besar akan kesulitan mencari orang yang mau mengambil alih sisa waktu kredit tersebut.
Sebab, orang tidak akan mau mengambil alih atau take over kredit tersebut jika masa cicilannya masih panjang. Sebab, orang juga akan berpikir nilai kendaraan terus terdepresaisi.
Begitu pun dengan kondisi mesin maupun bodinya. Selain itujumlah kilometer yang ditempuh kendaraan selama digunakan juga terus bertambah. Padahal hal itu menambah penurunan nilai mobil. (Swe/Aa)
Mengawali kiprah di dunia jurnalistik sebagai stringer di sebuah kantor berita asing. Kemudian bergabung dengan media di bawah grup TEMPO Intimedia dan Detik.com. Sejak 2021 bergabung dengan Mobilitas.id