Notice: Function _load_textdomain_just_in_time was called incorrectly. Translation loading for the foxiz-core domain was triggered too early. This is usually an indicator for some code in the plugin or theme running too early. Translations should be loaded at the init action or later. Please see Debugging in WordPress for more information. (This message was added in version 6.7.0.) in /var/www/vhosts/mobilitas.id/httpdocs/wp-includes/functions.php on line 6114

Notice: Function _load_textdomain_just_in_time was called incorrectly. Translation loading for the molongui-authorship domain was triggered too early. This is usually an indicator for some code in the plugin or theme running too early. Translations should be loaded at the init action or later. Please see Debugging in WordPress for more information. (This message was added in version 6.7.0.) in /var/www/vhosts/mobilitas.id/httpdocs/wp-includes/functions.php on line 6114
Karena Faktor Ini, Potensi Pasar Mobil di RI Masih Tinggi – Mobilitas.id
Honda NSX generasi kedua yang diboyong ke pameran otomotif Indonesia - dok.Motoris

Karena Faktor Ini, Potensi Pasar Mobil di RI Masih Tinggi

Arif Arianto
4 Min Read

Jakarta, Mobilitas – Sebagai negara dengan jumlah penduduk terbanyak keempat di dunia – setelah Cina, India, dan Amerika Serikat – Indonesia (dengan jumlah penduduk menurut data Badan Pusat Statistik Januari 2021, sebanyak 270,2 juta jiwa) memiliki potensi yang tinggi sebagai pasar mobil. Ada beberapa faktor yang diyakini sebagai pendorong munculnya permintaan terhadap produk otomotif khususnya mobil.

Ketua I Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Jongkie Sugiarto menyebut, peluang atau potensi munculnya permintaan itu dari tingkat kebutuhan yang masih sangat tinggi. Sebab, kata Jongkie, dari penelitian sejumlah lembaga internasional baik di Asia maupun global, rasio kepemilikan mobil di Indonesia masih rendah dibanding negara-negara lain.

“Khususnya di lingkungan regional Asia Tenggara saja. Kita masih 99 orang dari 1.000 orang penduduk, artinya dari 1.000 penduduk baru 99 oarng yang punya mobil. Artinya ini peluang besar,” ujar Jongkie, saat dihubungi Mobilitas di Jakarta, Jumat (6/8/2021).

Ilustrasi, pameran mobil – dok.Motoris.id

Kedua, budaya masyarakat Indonesia yang khas dalam menjaga hubungan kekeluargaan. Orang Indonesia, kata Jongkie, memiliki budaya mengunjungi keluarga – khususnya orang tua – di kampung halaman, sedikitnya setahun sekali saat lebaran atau hari besar lainnya.

“Sementara, dalam bermobilitas ini, masyarakat cenderung menggunakan kenmdaraan pribadi bersama keluarga. Hal ini dikarenakan, banyak masyarakat yang melakukan migrasi (termasuk urbanisasi) ke tempat atau kota lain,” sebut mantan Presiden Direktur Hyundai Motor Indonesia itu.

Siklus usia kendaraan
Kedua faktor itu juga diakui Direktur Administrasi, Korporasi dan Hubungan Eksternal PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Bob Azam. Bahkan menurut Bob, karena sebaran penduduk dan area pemukiman masyarakat – khususnya di luar kota besar – yang banyak belum terkoneksi menjadikan banyak masyarakat yang merasa membutuhkan kendaraan pribadi.

“Jadi, fakta (faktor ketiga) kondisi geografis dan jalur transportasi yang ada, menjadikan masyarakat butuh kendaraan yang bisa menjangkau titik tujuan yang akan dicapainya. Sementara, meski saat ini pembelian mobil terus terjadi, namun kendaraan juga memiliki siklus hidup dan keyalakan sehingga perlu penggantian. Dari hitungan kami, saat ini saja (di tahun 2021) jumlah kendaraan (mobil) yang berusia 10 tahun lebih ada 5 juta unit lebih. Padahal, itu normalnya sudah harus diganti. Sehingga kami lihat ini sebagai potensi pasar yang besar,” papar Bob kepada Mobilitas, Jumat (6/8/2021).

Mobil Toyota di pameran otomotif GIIAS – dok.Motoris.id

Kepala Riset Lembaga Konsultan dan Riset Pasar, Eternity Marketing Research Specialist, Eko Wahyu Utomo, mengaku sepakat dengan Jongkie dan Bob. Bahkan dia menambah satu faktor (faktor keempat) yakni jumlah penduduk usia muda Indonesia yang porsinya mayoritas.

“Kalau kita bicara milenial (17 tahun hingga 45 tahun) itu jumlahnya hampir 41,3% dari total penduduk kita. Kan menurut BPS jumlah total penduduk kita 270,2 juta, ya tinggal kita hitung berapa jumlah mereka. Para milenial ini adalah orang-orang yang potensial membeli mobil,” kata dia saat dihubungi Mobilitas, Jumat (6/8/2021).

Belum lagi, jika bicara orang-orang kelompak usia produktif – yang menurut BPS adalah mereka yang berusia 15 tahun hingga 64 tahun – yang mencapai 53,39% atau sekitar 63,64 juta jiwa. Dia membuat hitungan sederhana, misalnya dari jumlah ini yang membutuhkan dan ingin membeli mobil setiap tahunnya 10 saja, maka akan ada 6,3 juta orang.

Ilustrasi, membeli mobil secara kredit – dok.Istimewa via CarEdge

“Sekarang ini, tinggal bagaimana menjaga daya beli masyarakat itu stabil dan lingkungan ekonomi baik sosial maupun politrik memberi kepastian terhadap ekonomi. Kalau ekonomi tumbuh, permintaan atau konsumsi barang di luar primer dan sekunder (termasuk mobil) akan tumbuh. Itu sebuah rumusan,” terang Eko. (Jrr/Din/Swe/Aa)

Mengawali kiprah di dunia jurnalistik sebagai stringer di sebuah kantor berita asing. Kemudian bergabung dengan media di bawah grup TEMPO Intimedia dan Detik.com. Sejak 2021 bergabung dengan Mobilitas.id

Share This Article