Mobility

Tahun Ini Jalan Tol di RI Bertambah 346 Kilometer, Ini Dampaknya

×

Tahun Ini Jalan Tol di RI Bertambah 346 Kilometer, Ini Dampaknya

Share this article
Jalan tol Cisumdawu - dok.Istimewa via VOI

Jakarta, Mobilitas – Pemerintah Republik Indonesia tahun ini menargetkan pertambahan panjang jalan tol di Tanah Air mencapai 346 kilometer. Ada sejumlah ruas tol baru – termasuk menjadi bagian dari Proyek Strategis Nasional – yang akan diresmikan operasinya pada tahun ini.

“Jadi, dari total target panjang jalan tol baru yang akan diresmikan tahun ini yakni 346 kilometer. Dijadwalkan secara bertahap di akhir tahun ini diresmikan. Dan yang perlu diketahui, dari 346 kilometer itu, 97 kilometer di antaranya sudah dioperasikan,” papar Direktur Jalan Bebas Hambatan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Budi Harimawan Semiharjo, saat dihubungi Mobilitas di Jakarta, Jumat (17/9/2021).

Sedangkan yang dijadwalkan untuk diresmikan, sepanjang 96 kilometer pada bulan Oktober atau bulan depan nanti. Kemudian pada bulan November 98 kilometer diresmikan operasionalnya.

Ilustrasi, truk di jalan tol – dok.Istimewa

“Dan di Desember sampai Januari nanti, ada sekitar ruas tol sepanjang 180 kilometer yang juga dijadwalkan dioperasikan. Jadi, totalnya diharapkan 346 kilometer jalan tol baru beroperasi secara menyeluruh pada tahun 2021 ini,” kata Budi.

Ruas tol baru yang diresmikan operasinya di tahun 2021 itu meliputi Tol Cileunyi–Sumedang–Dawuan (Cisumdawu). Jalan tol yang merupakan bagian dari Jalan Tol Trans Jawa itu berada di Jawa Barat menghubungkan daerah Bandung, Sumedang, dan Majalengka.

“Ini salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN), yang diharapkan mendorong pengoperasian Bandara Kertajati, serta menghubungkan tol Cikopo – Palimanan (Cipali),” jelas Budi.

Ruas jalan tol Cibitung – Cilincing – dok.Istimewa

Selain ruas tol tersebut, ruas tol lain yang diresmikan adalah ruas tol Jakarta Outer Ring Road II yang belum rampung pembangunannya. Ruas tersebut meliputi Cinere – Jagorawi, Cimanggis – Cibitung, serta Cibitung – Cilincing.

Pengamat transportasi yang juga pengjar di Fakultas Teknik Universitas Katolik Soegijapranata, Semarang, Djoko Setijowarno menyebut pengoperasian ruas tol baru memiliki sejumlah dampak positif. Setidaknya, kata dia, ada dua yakni perkembangan sosial budaya masyarakat dan ekonomi.

“Secara sosial, dengan adanya jalan tol akan membuka akses ke wilayah-wilayah yang selama ini “enggan” untuk dituju masyarakat baik untuk keperluan sosial maupun ekonomi karena selain sulitnya akses juga faktor ekonomi biaya tinggi karena waktu yang lama dalam perjalanan. Dengan terbukanya akses, maka perkembangan wilayah di sekitar jalan tol tersebut maupun sosial masyarakat juga akan ikut berkembang. Inilah esensi dari pentingnya kemudahan transportasi dalam rangka mobilitas ekonomi dan sosial masyarakat,” papar dia saat dihubungi Mobilitas, dari Jakarta, Jumat (17/9/2021).

Ilustrasi, perjalanan ke luar kota di jalan tol – dok.Motoris.id

Kedua, dengan adanya jalan tol maka mobilitas barang – baik barang konsumsi masyarakat maupun barang modal berupa bahan baku untuk industri – yang ada di wilayah-wilayah sekitar jalan tol juga akan semakin mudah. Dengan kemudahan ini maka biaya logistik juga semakin efisien.

“Dampaknya, biaya produksi industri juga akan lebih bersaing sehingga produktifitas meningkat. Selain itu kebutuhan barang konsumsi masyarakat juga lebih mudah dengan ragam yang semakin banyak juga mudah didapat. Ujungnya, produktifitas ekonomi wilayah maupun nasional pun meningkat,” kata Djoko. (Jrr/Din/Aa)