Notice: Function _load_textdomain_just_in_time was called incorrectly. Translation loading for the molongui-authorship domain was triggered too early. This is usually an indicator for some code in the plugin or theme running too early. Translations should be loaded at the init action or later. Please see Debugging in WordPress for more information. (This message was added in version 6.7.0.) in /var/www/vhosts/mobilitas.id/httpdocs/wp-includes/functions.php on line 6114
Jangan Netralkan Transmisi Mobil Saat Melibas Turunan, Ini Bahayanya – Mobilitas.id
Pedia

Jangan Netralkan Transmisi Mobil Saat Melibas Turunan, Ini Bahayanya

×

Jangan Netralkan Transmisi Mobil Saat Melibas Turunan, Ini Bahayanya

Share this article
Ilustrasi, mengemudikan mobil di lintasan menurun tajam - dok.GoMechanic

Jakarta, Mobilitas – Menetralkan mobil manual ketika sedang melewati jalan menurun menyimpan bahaya yang bisa memicu kecelakaan. Pasalnya, ketika gigi transmisi dinetralkan dan mobil melaju kencang ditunan tidak ada intervensi apapun guna menahan laju putaran roda.

Padahal, seperti dikatakan Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC), Jusri Pulubuhu, dalam kondisi mobil meluncur di jalanan menurun, kontrol secara manual dari pengemudi atas mobil sangat dibutuhkan.

“Dengan tidak menetralkan gigi transmisi, kita bisa melakukan engine brake atau melakukan manuver lainnya. Karena dengan gigi transmisi kita bisa mengontrol secara penuh mobil kita yang tengah melaju. Jadi, jangan sesekali membiarkan mobil meluncur tanpa kendali,” papar dia saat dihubungi Mobilitas di Jakarta, Sabtu (2/10/2021).

Ilustrasi jalur dengan lintasan turunan yang panjang – dok.Pexels

Menurut Jusri, mobil yang gigi transmisinya dalam posisi netral di saat meluncur di turunan, akan melaju lebih kencang dan tidak tertahan. Mobil pada saat seperti itu, lanjut dia, mengalami free wheel, yakni tak ubahnya roda yang terus bergerak bebas tanpa terkendali.

“Jangan pernah berpikir, toh laju akan bisa dikendalikan dengan cara terus melakukan pengereman dengan terus menginjak pedal rem. Ini punya potensi risiko yang berbahaya,” jelas Justri.

Pertama, jika mobil dengan gigi transmisi netral meluncur di turunan jam lalu di rem mendadak berpotensi melintir. Walhasil, mobil bisa terpelanting dan terguling.

Menyetir mobil melintasi turunan tajam – dok.Istimewa motorist.my

Kedua, jika tidak dilakukan rem secara mendadak atau dengan serta merta tetapi dengan menginjak pedal rem yang sering dan dengan frekwensi yang sering, akan berimbas ke piringan cakram. Dengan cara seperti itu – yakni mengerem yang terus menerus, meski ada jeda beberapa detik – akan menjadikan rem panas, sehingga berpotensi menyebabkan rem blong.

Oleh karena itu, Jusri menyarankan agar pengguna mobil memposisikan gigi transmisi di tingkat yang rendah jika mobil melibas turunan tajam. Dengan posisi seperti ini akan mudah dilakukan engine brake.

Mekanisme engine brake ini akan jauh lebih aman ketimbang hanya melakukan pengereman secara biasa. “Jadi, sebaiknya menggabungkan antara engine brake dan pengereman biasa. Caranya, tetap posisi gigi di tingkat rengah. Lalu, kalau ingin engine brake lepas injakan kaki dari pedal gas (akselerator) dan selingi dengan pengereman biasa juga,” saran Jusri.

Ilustrasi, bahayanya mentralkan gigi transmisi mobil di saat melibas turunan – dok.The Globe and Mail

Dia juga mengingatkan menetralkan posisi gigi transmisi mobil ketika melibas turunan tajam tidak signifikan dalam menghemat konsumsi bahan bakar. Oleh karena itu jangan menantang risiko hanya gegara ingin berhemat bahan bakar tetapi membahayakan diri sendiri dan pengguna kendaraan lain tersebut. (Yap/Aa)

 

Mengawali kiprah di dunia jurnalistik sebagai stringer di sebuah kantor berita asing. Kemudian bergabung dengan media di bawah grup TEMPO Intimedia dan Detik.com. Sejak 2021 bergabung dengan Mobilitas.id