Jakarta, Mobilitas – Seringkali pemilik atau pengguna mobil masih belum juga mengisi kembali Bahan Bakar Mobil (BBM) ke mobil meski indikator telah menunjukkan kondisi bahan bakar telah mendekati titik nadir alias mendekati habis. Tak sedikit dari mereka yang menunggu bahan bakar di tangki benar-benar habis atau indikator telah menunjukkan posisi BBM di titik E (empty alias kosong).
Padahal, cara seperti itu tidak bagus, karena mengandung risiko berbahaya bagi mesin mobil. Dan potensi ini banyak yang tidak memahami atau menyadarinya.
“Memang, seringkali orang langsung mengisi bahan bakar mobilnya ketika indikator bahan bakar menunjukkan posisi tingkat seperempat atau kurang. Namun, umumnya didasari alasan takut kehabisan bahan bakar dan mobil mogok. Ini ada benarnya, dan bagus. Tetapi yang perlu dipahami adalah potensi bahaya jika tangki bahan bakar sudah mendekati kosong masih saja dibiarkan. Nah, kenapa perlu segera diisi? Dan apa bahayanya jika tak segera diisi? Ini yang perlu dijelaskan,” ungkap Kepala Mekanik Graha Auto, Maman Firmansyah, saat ditemui Mobilitas di Paku Jaya, Serpong Utara, Tangerang Selatan, Rabu (13/10/2021).
Menurut pria yang pernah mendapatkan pelatihan mekanik di Jepang dari sebuah merek mobil kondang ini, jika tangki dalam keadaan kosong dan mobil telah tidak digunakan, maka tak lama kemudian akan dipadati oleh udara. Udara dalam volume yang cukup banyak atau “padat” di dalam ruang kosong itu akan berubah menjadi air ketika suhu ruang di dalam tangki menurun.
Sementara, dari segi berat jenis atau berat massa air lebih berat dibanding bahan bakar. Artinya, ketika tangki diisi dengan BBM, air akan tetap berada di bagian bawah bahan bakar, sehingga tetap bersentuhan langsung dengan dinding bagian bawah dari tangki.
“Jika, kondisi seperti ini sering terjadi, yakni tangki dibiarkan kosong, maka air yang ada akan menjadikan di ruang dalam tangki muncul karat. Lama kelamaan, karat ini akan menggerogoti dinding tangki. Sehingga, didinding sangat rawan bocor,” jelas Maman.
Air yang bersentuhan dengan dinding tangki dan mengakibatkan karat, lama kelamaan juga akan menjadikan karat di dinding luruh alias lepas menjadi serpihan. Material serpihan yang mengendap di dasar ruang tangki itu, sangat mungkin ikut tersedot oleh pompa bahan bakar (fuel pump) ketika mesin mobil mulai dinyalakan.
“Sehingga kemungkinan terjadinya gangguan kinerja pompa bahan bakar maupun sistem kerja injeksi bahan bakar pun sangat besar. Dan beberapa kasus yang berkaitan dengan dua komponen itu, bahkan sering diulas di forum-forum komunitas mobil, serpihan karat ini menjadi biang dari kerusakan fuel pump dan injektor,” tandas Maman.
Dampak yang muncul minimal mobil akan mogok. Tetapi yang paling ekstrem, fuel pump atau injektor rusak. Jika hal itu terjadi, maka pemilik mobil pun harus siap merogoh konceknya dalam-dalam untuk perbaikan atau penggantian dengan komponen baru. (Vto/Aa)