Jakarta, Mobilitas – Mobil listrik buatan submerek milik pabrikan asal Cina – Great Wall Wall (GWM) – Ora, meski tercatat sebagai pemain baru di pasar mobil listrik, namun penjualannya terbilang joss. Selama Januari hingga Januari tahun ini, penjualannya di Cina tercatat meroket hingga 200% lebih.
Data yang dihimpun Asosiasi Produsen Mobil Cina (CAAM) yang dilansir laman EV Global Sales dan data internal GWM yang disiarkan melalui situs resmi Greatwallmotor.global, Selasa (12/10/2021) menunjukkan, di sembilan bulan pertama tahun ini Ora laku sebanyak 84.731 unit. Jumlah ini meroket 254,3% dibanding kurun waktu yang sama tahun lalu.
Sedangkan di bulan September saja, angka penjualan yang berhasil dibukukan oleh Ora mencapai 12.770 unit. Jumlah ini menanjak hingga 92,9% dibanding penjualan yang berhasil dikoleksi selama bulan yang sama tahun 2020.
“Ora yang berdiri sejak Agustus 2018, memberikan warna baru di pasar mobil listrik (di Cina maupun global). Dengan didukung teknologi baterai yang memberi tawaran berkendara hingga jarak tempuh yang jauh, juga gaya desain yang kini tengah menjadi tren yakni kesan retro. Ora yang juga telah memperkenalkan Ora Cat di Eropa (melalui pameran mobil IAA 2021 di Jerman 6 September lalu) telah membuat gebrakan baru dengan positioning product Ora sebagai produk global di negara-negara maju,” ungkap analis industri di bursa saham Shanghai, Simon Liu.
Sebelumnya, laman InsideEVs, melaporkan saat diperkenalkan di hajatan IAA 2021 di Munich, Jerman, Ora Cat 02 berhasil membetot perhatian pengunjung. Gaya desainnya yang mengusung gaya retro dengan dimensi yang kurang lebih sama dengan mobil buatan MINI, plus penggunaan material berkualitas tinggi di bagian interior menjadi daya tarik tersendiri.
“Bahan interiornya berkualitas tinggi dengan banyak plastik sentuhan lembut dan layar di dalamnya juga sangat bagus,” tulis media khusus kendaraan listrik itu.
Ora Cat 02 disajikan dengan motor listrik berdaya 126 kW (atau setara 169 hp) dengan torsi 250 Nm. Namun, ada pilihan baterai yang ditawarkan yakni 48 kWh yang mampu menyokong mobil berjalan hingga sejauh 300 kilometer (km), dan kedua baterai 63 kWh yang mendukung mobil berjalan hingga 400 km.
Isu di Indonesia
Sementara itu, di Indonesia belum lama ini marak isu bahwa mobil buatan Great Wall Motor bakal hadir dan meramaikan kancah persaingan di pasar otomotif Tanah Air. Isu itu menyeruak menyusul informasi yang menyebut GMW telah mendaftarkan hak paten salah satu model mobil buatan anak perusahaannya (Ora) Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) Kemenkumham RI.
Seperti dilansir di laman DJKI, Selasa (21/9/2021), GWM memang telah mengajukan permohonan atas hak paten atau merek dagang atas dua model (meski belum disebut namanya). Keduanya didaftarkan dengan nomor A00202101879 dan A00202101940.
Tak lama setelah itu, di ranah maya beredar serangkaian foto dari model itu, yang diketahui sebagai mobil listrik besutan Ora. Kehadiran mobil listrik itu selaras dengan mulai bertumbuhnya pasar kendaraan listrik di Indonesia.
“Wah saya belum mendengar itu (GWM bakal masuk Indonesia). Saya belum bisa berkomentar. Tetapi, seingat saya, GWM itu sudah berinvestasi membangun pabrik di Rayong, Thailand. Tapi, kabar terbarunya seperti apa, ini perlu dicek lagi,” papar Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan, Kementerian Perindustrian RI, Sony Sulaksono, saat dihubungi Mobilitas di Jakarta, Jumat (24/9/2021).
Beberapa waktu sebelumnya, Menteri Investasi yang juga Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menyebut Indonesia mulai memproduksi mobil listrik Mei 2022.
“Hyundai akan menjadi perusahaan pertama yang memproduksi mobil listrik di Indonesia. Perusahaan ini telah berinvestasi di Indonesia sejak tahun 2019 lalu,” kata dia di Karawang, Jawa Barat, Rabu (15/9/2021 lalu. (Ard/Fer/Aa)
Mengawali kiprah di dunia jurnalistik sebagai stringer di sebuah kantor berita asing. Kemudian bergabung dengan media di bawah grup TEMPO Intimedia dan Detik.com. Sejak 2021 bergabung dengan Mobilitas.id