Notice: Function _load_textdomain_just_in_time was called incorrectly. Translation loading for the foxiz-core domain was triggered too early. This is usually an indicator for some code in the plugin or theme running too early. Translations should be loaded at the init action or later. Please see Debugging in WordPress for more information. (This message was added in version 6.7.0.) in /var/www/vhosts/mobilitas.id/httpdocs/wp-includes/functions.php on line 6114

Notice: Function _load_textdomain_just_in_time was called incorrectly. Translation loading for the molongui-authorship domain was triggered too early. This is usually an indicator for some code in the plugin or theme running too early. Translations should be loaded at the init action or later. Please see Debugging in WordPress for more information. (This message was added in version 6.7.0.) in /var/www/vhosts/mobilitas.id/httpdocs/wp-includes/functions.php on line 6114
Plus Minus Mobil Berpenggerak Roda Depan vs Roda Belakang – Mobilitas.id
Ilustrasi, sistem penggerak roda mobil - dok.Car From Japan

Plus Minus Mobil Berpenggerak Roda Depan vs Roda Belakang

Arif Arianto
6 Min Read

Jakarta, Mobilitas – Topik diskusi tentang mobil berpenggerak roda depan (FWD) dan mobil berpenggerak roda belakang (RWD) sontak mencuat menjadi perbincangan hangat masyarakat di Indonesia, tak lama setelah kabar bakal diluncuraknnya Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia, November nanti. Sebab, mobil kembar yang selama ini menggunakan RWD itu disebut-sebut bakal berganti menggunakan FWD.

Kolega Mobilitas di diler utama Toyota yang dihubungi di Jakarta, Jumat (22/10/2021) mengamini kabar tersebut. “Bisa dipastikan Avanza terbaru ini berpenggerak roda depan. Ini sesuai dengan masukan dari masyarakat. Selain itu, memang trennya seperti itu (banyak mobil di Indonesia berpenggerak roda depan),” kata dia.

Selain itu, lanjut sang kolega, dengan menggunakan FWD maka biaya produksi Avanza anyar juga lebih murah dibanding dengan menggunakan penggerak RWD. Nah, selisih biaya tersebut bisa digunakan untuk pengembangan teknologi, ongkos perombakan desain, hingga penambahan fitur-fitur terkini.

Toyota Avanza generasi anyar alias generasi paling gres  yang disebut berganti menggunakan FWD- dok.Istimewa

“Sehingga daya saing Avanza makin tinggi. Toh, secara fakta empiris kondisi jalanan Indonesia juga semakin bagus. Tentu, dengan FWD-pun berkendara juga aman dan nyaman,” ucap dia.

Plus minus FWD
Sementara itu, Aftersales Division Head Auto2000 Nur Imansyah Tara, mengatakan Sistem penggerak roda depan (FWD) banyak dipakai oleh kendaraan kompak atau perkotaan, di mana tenaga dari mesin akan disalurkan melalui kedua roda depan. Sistem ini memiliki keunggulan terbesar dalam hal efisiensi lantaran posisi mesin, girboks dan as roda searah dan semuanya berada di depan.

“Respon mesin tersalurkan dengan lebih optimal dan membuat konsumsi bensin lebih irit lantaran tenaga tidak banyak tereduksi mengingat komponen penggeraknya lebih sedikit,” kata Imansyah dalam keterangan yang diterima Mobilitas di Jakarta, Jumat (22/10/2021).

Karena konstruksinya lebih ringkas dan kompak, maka bobot keseluruhan mesin hingga as roda dapat dipangkas supaya lebih ringan. Selain itu, posisi mesin pada penggerak roda depan umumnya melintang (tranverse) yang memberi dampak ruang mesin dapat didesain lebih kompak guna membuat kabin lebih lega.

Sistem penggerak roda depan mobil – dok.Twitter

Dengan dimensi yang sama dengan mobil berpenggerak roda belakang (RWD), kabin mobil FWD bakal lebih luas dan nyaman. “Tidak adanya poros penerus tenaga ke as roda belakang atau kerap disebut as kopel membuat lantai kabin rata dan lebih senyap karena minim vibrasi,” jelas Imansyah.

Kendati begitu, sistem penggerak FWD juga mempunyai kekurangan. Pertama adalah beban kerja area kaki-kaki depan mulai dari roda, kemudi, hingga suspensi lebih berat lantaran tugasnya sebagai penggerak sekaligus kemudi. Termasuk menahan beban mobil ketika pengereman.

“Kondisi tersebut berpengaruh pada usia pakai beberapa komponen penggerak roda depan, terutama as roda yang mudah termakan usia,” kata Imansyah.

Sistem kerja penggerak roda depan yang digunakan sebuah mobil – dok.Istimewa

Selain itu, pengendalian mobil penggerak roda depan lebih cenderung understeer alias tidak mau berbelok karena bobot mobil bertumpu di depan. Begitu juga di kala melibas jalanan menanjak, di mana bobot kendaraan berpindah ke as roda belakang sehingga ban depan sulit mendapatkan traksi optimal.

Plus minus RWD
Sementara, sistem penggerak roda belakang (RWD) yang memanfaatkan roda belakang untuk menyalurkan tenaga dari mesin memiliki poros penerus atau drive shaft (as kopel) yang diletakkan antara transmisi dan as roda belakang. Tugasnya, menyalurkan tenaga yang dihasilkan oleh mesin mobil.

Kelebihan RWD adalah distribusi bobot lantaran posisi mesin di depan, girboks dan as kopel di tengah dan differensial (gardan) di belakang. Karena distribusi bobot yang lebih ideal ini, penggerak roda belakang memiliki pengendalian yang lebih baik namun cenderung oversteer.

Daihatsu Grand Xenia model saat ini, salah satu mobil yang menggunakan RWD – dok.Daihatsu

“Karena fungsi roda depan hanya untuk kemudi dan roda belakang untuk penggerak, beban kerja masing-masing roda dapat terdistribusi lebih optimal sehingga usia pakai komponen suspensi, kemudi, rem, dan penggerak dapat lebih panjang. Mobil dengan penggerak roda belakang juga lebih andal melahap tanjakan karena roda penggerak di belakang membuat ban tidak mudah kehilangan traksi akibat pindahnya bobot mobil ke belakang,” papar Imansyah.

Namun, RWD juga mempunyai beberapa kekurangan. Seperti efisiensi penyaluran tenaga berkurang akibat terdapatnya kerugian mekanis, di mana tenaga akan disalurkan via komponen ekstra seperti as kopel sebelum ke gardan belakang.

Toyota Avanza Veloz model yang ada saat ini masih menggunakan RWD – dok.TAM

Umumnya mesin RWD menganut tata letak longitudinal atau membujur sehingga membutuhkan ruang mesin lebih besar dan mengorbankan area kabin. Ditambah, lantai kabin akan disesaki dengan terowongan untuk transmisi dan as kopel yang mengurangi teritori interior dan menambah kebisingan. (Jrr/Aa)

Mengawali kiprah di dunia jurnalistik sebagai stringer di sebuah kantor berita asing. Kemudian bergabung dengan media di bawah grup TEMPO Intimedia dan Detik.com. Sejak 2021 bergabung dengan Mobilitas.id

Share This Article