Jakarta, Mobilitas – Hajatan Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2021 – yang akan digelar 11 hingga 21 November – menandai babak baru “pertarungan” pada segmen pasar Low MPV di Indonesia. Hampir semua produsen mobil pemain di ceruk pasar itu menyodorkan versi anyar dari low MPV andalannya mulai dari Toyota, Daihatsu, Suzuki, hingga Mitsubishi.
PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI) yang selama ini diketahui telah mengelus-elus versi terbaru dari Mitsubishi Xpander, Senin (8/11/2021) atau dua hari
menjelang pembukaan GIIAS 2021 telah meluncurkan versi baru Mitsubishi
Xpander .
“Kami tidak sekadar menghadirkan dua produk baru, namun juga melengkapinya dengan berbagai inovasi baru yang membuat dua New Xpander ini semakin memberikan kenyamanan dan keamanan dalam berkendara,” ungkap Presiden Direktur PT MMKSI, Naoya Nakamura dalam sambutan peluncuran secara virtual mobil tersebut di Jakarta, Senin (8/11/2021).
Faktanya, selain mendapatkan ubahan pada tampilan eksterior dan tambahan fitur di interior, New Xpander juga mendapatkan sentuhan penyegaran pada aspek teknis. Untuk varian yang bertransmisi otomatis, kini tak lagi menggunakan transmisi otomatis konvensional 4AT, melainkan telah diganti dengan transmisi otomaaitis Continously Variable Transmission (CVT).
“Transmisi CVT memberikan akselerasi yang halus dengan perpindahan gigi yang halus.berdampak pada meningkatnya tingkat efisiensi bahan bakar.Sehingga berkendara juga lebih nyaman,” ujar Sales & Marketing Director PT MMKSI, Irwan Kuncoro.
Secara teori, transmisi CVT bobotnya memang lebih ringan. Walhasil, beban mesin pun juga terkurangi. Sehingga, konsumsi BBM mobil pun lebih irit dibanding transmisi otomatis biasa.
Mitsubishi Motors juga melakukan upgrade sistem suspensi New Xpander yakni dengan menggunakan shock absorber yang mengadaptasi sistem suspensi Pajero Sport dengan tuning terbaru. Hasilnya, pengendalian dan stabilitas mobil meningkat meskipun berkendara di jalan yang tidak mulus.
Sederet fitur canggih
Selain dua aspek ini, Mitsubishi juga memberikan ubahan pada tampilan Xpander. Mulai dari gaya desain lampu utama dengan bentuk T (T Shape) alias horisontal, bumper belakang dengan pelindung berdesain lebih lugas dan lebih kaku sehingga mencuatkan kesan lebih kokoh, pelek berukuran 17 inci dengan gaya desain palang yang baru, hingga peningkatan ground clearance.
Bentuk lampu yang “T Shape” plus naiknya ground clearance memberikan dampak positif yakni daya jangkau pencahayaan lampu lebih jauh dan lebih lebar. Sehingga, menjadikan berkendara di malam hari lebih aman.
“Apalagi, foglamp juga menggunakan LED,” ucap Irwan.
New Xpander juga dibekali sederet fitur keamanan canggih. Sedangkan di bagian kabin dasbornya mengusung gaya desain baru dengan material lapisan lunak. Kemudian ada panel digital AC, perangkat hiburan dengan layar sentuh 8 inci plus Smartphone Linked Display Audio (SDA), dan lain-lain.
Untuk mesin, Xpander paling gres ini masih mengusung mesin 1.5L MIVEC DOHC 16 Valve berstandar Euro4. Semburan tenaga 105 PS pada 6.000 rpm dengan torsi 141 Nm pada 4.000 rpm disalurkan ke roda menggunakan dua pilihan transmisi yakni manual atau otomatis CVT.
Persaingan paling keras
Pasar Low MPV meerupakan pasar yang paling “gemuk” dan paling ramai di antara segmen pasar mobil jenis lainnya di Indonesia. Maklum, target pasar yang disasar prodyuk ini juga yang paling banyak dalam komposisi penduduk di Tanah Air.
“Karena dengan PDB per kapita (pendapatan perkapita) per tahun yang (menurut Bank Dunia) masih US$ 4.000 – US$ 4.200, daya jangkau masyarakat yang paling banyak adalah ke mobil dengan harga Rp 300 juta – Rp 350 juta,” papar Ketua I Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Jongkie Sugiarto, saat dihubungi Mobilitas, di Jakarta, Senin (8/11/2021).
Jumlah orang dengan daya beli sebesar itu – yang merupakan kelompok masyarakat kelas menengah tingkat pertama – porsinya yang terbanyak di Indonesia. Prosentasenya – menurut kajian Bank Dunia dan OECD PBB – sekitar 50% lebih dari total jumlah penduduk.
Sementara, lanjut Jongkie, mobil yang menjadi tren di masyarakat adalah MPV. Sebab, selain secara kultur sosial, mobil dengan kapasitas angkut banyak plus serbaguna untuk berbagai keperluan mulai dari belanja, ke kantor, hingga ke acara resmi MPV dirasa sebagai mobil yang pas.
“Karena daya jangkau atau daya beli dengan rentang harga sebesar itu, maka Low MPV sampai dengan MPV medium di tipe terbawah adalah pilihan yang paling banyak tersaji. Low MPV ini porsinya yang terbesar. Sehingga tidak heran, persaingan di segmen ini juga paling keras,” imbuh Jongkie. (Jap/Din/Aa)