Tokyo, Mobilitas – Penjualan mobil di Jepang hingga akhir November tahun ini tercatat menyusut 14,4% dibanding bulan yang sama di tahun lalu. Sedangkan secara kumulatif dari Januari hingga November tahun ini penjualan masih susut 2,5% dibanding periode sama tahun 2020.
Data dari Japan Automobile Dealers Association (JADA) dan Japan Automobile Manufacturers Association (JAMA) yang dilansir laman Asia Business dan Best Selling Cars, Jumat (10/12/2021) menunjukkan di sebelas bulan pertama tahun ini total penjualan mobil di negeri itu mencapai 4.111.898 unit.
Selama sebelas bulan pertama itu, lima merek besar masih menguasai pangsa pasar, meski secara volume penjualan di tahun ini ada yang mengkerut dibanding volume penjualan yang dibukukan pada tahun lalu. Kelimanya adalah Toyota, Suzuki, Honda, Daihatsu, dan Nissan.
Namun, fakta menarik dari data itu adalah kinerja penjualan Toyota Raize. Maklum, SUV kompak yang di Jepang dijual sejak November 2019 itu tengah menjadi happening di Indonesia, sejak dijajakan oleh PT Toyota Astra Motor pada 30 April lalu.
Pasalnya di negerinya sendiri atau di Jepang, sepanjang Januari hingga November ternyata penjualannya masih ambrol 36,1% dibanding kurun waktu yang sama tahun lalu. Data JADA dan JAMA memperlihatkan total penjualan di periode itu hanya 74.787 unit.
Data yang sama juga menunjukkan di periode januari hingga Agustus tahun ini penjualan mobil ini sudah ambles 23,4% year on year. Sebab di rentang waktu itu SUV lima kursi itu penjualannya hanya 61.415 unit.
Longsornya penjualan masih terjadi hingga Oktober lalu. Lagi-lagi data dua asosiasi itu memperlihatkan penjualan Toyota Raize di periode Januari – Oktober rontok 35,6% dibanding kurun waktu yang sama di tahun 2020 lalu. Dia hanya laku sebanyak 68.570 unit. (Jrr/Aa)