Taipei, Mobilitas – Produsen sepeda motor listrik asal Taoyuan, Taiwan – Gogoro – sepanjang tahun 2020 lalu membukukan muramnya penjualan di pasar global, setelah “badai” pandemi Covid-19 menerjang dunia. Total jenderal penjualannya hanya 91.589 unit.
“Jumlah ini ambrol 39,4% dibanding penjualan tahun sebelumnya. Dan ini menjadi bencana bagi perusahaan dibanding pesaingnya seperti Yadea dan Niu yang di periode sama justeru meningkat penjualannya,” tulis lembaga riset asal Roma, Italia, melalui situs resminya Motorcycle Data, belum lama ini.
Lembaga ini menyebut sejatinya pondasi bisnis global merek masih rapuh karena jejaring globalnya belum terbangun dengan baik. Sehingga, dia lebih fokus di pasar domestik Taiwan.
“Bisnisnya melejit di Taiwan dan menempati peringkat empat besar produsen pada tahun 2019. Itu berkat insentif pemerintah yang murah hati untuk kendaraan listrik dan tidak adanya persaingan nyata di segmen kendaraan ini,” sebut Motorcycle Data.
Menyadari hal itu, Gogoro terus bergerilya membangun jejaring melalui kongsi dengan perusahaan lokal di berbagai negara, dan terus memperkuat kerjasama yang sudah tercipta.
Di Cina, Gogoro merajut jalinan kolaborasi dengan Yadea, pemain di pasar skuter listrik yang sedang naik daun di negeri berpenduduk 1,44 miliar jiwa itu. Kemudian di India dia membangun kemitraan dengan merek papan atas, Hero.
Indonesia juga bergabung dengan salah satu platform multi-layanan paling populer Gojek yang diumumkan awal November 2021. Bahkan juga berminat untuk berinvestasi dalam produksi di Indonesia yang sekaligus menjadikannya basis ekspor untuk kawasan ASEAN, berikut meniru model distribusi Taiwan, berdasarkan strategi Go-Share.
“Keyakinan Gogoro didasari fakta bahwa pemerintah Indonesia telah mendesak untuk mengembangkan industri kendaraan listrik sebagai upaya untuk mengurangi konsumsi minyak dan gas. Negara ini memiliki lebih dari 140 juta kendaraan di jalan, dengan sepeda motor menyumbang hampir 85% dari total populasi itu,” tulis Motorcycle Daily News.
Kini, di tahun 2021 ini, penjualan Gogoro menggeliat. Khususnya di negeri sendiri, bahkan jauh mengungguli pesaing terkuatnya, Aeon.
Seperti dilaporkan laman Moto.it, Selasa (22/12/2021), data yang disodorkan pabrikan itu menyebut hingga bulan November kemarin berhasil melego 63.000 unit lebih yang sekaligus menempatkannya di urutan pertama. Pesaingnya, hanya menjual 7.000 unit lebih dan bertengger di urutan kedua.
Sedangkan di Indonesia Gojek telah mengoperasikan 250 Gogoro Smartscooter di area Jakarta. Operasi ini didukung empat stasiun battery swap GoStation yang berlokasi di beberapa SPBU Pertamina. (Din/Aa)