Jakarta, Mobilitas – Banyak anggota masyarakat yang mengisi masa liburan akhir tahun 2021 ini dengan berlibur ke tempat tujuan wisata dengan menggunakan sarana transportasi mobil pribadi. Alasannya, selain fleksibel juga memberikan pengalaman petualangan tersendiri.
Pilihan itu tak salah. Karena faktanya, dengan berkendara mobil pribadi – terlebih sekeluarga – para pelibur itu bisa sesuka hati kemana saja dengan jadwal waktu kapan saja plus memilih rute perjalanan mana saja.
Hanya, jika pilihannya seperti itu maka beberapa faktor diperhatikan – selain faktor primanya kondisi kendaraan – yaitu kondisi tubuh maupun psikis. Jarak jauh dan kondisi area di rute yang dilalui sangat berpotensi menyebabkan kejemuan, yang pada akhirnya berujung kelelahan fisik dan psikis.
“Dalam kondisi seperti itu akan muncul kondisi “terlelapnya” seseorang dalam waktu yang sangat singkat, sehingga dalam sepersekian menit konsentrasinya hilang. Istilah medisnya disebut dengan microsleep, dan sangat berbahaya bagi keselamatan diri sendiri di jalan maupun orang lain. Dari semua kasus kecelakaan di Indonesia yang pernah terjadi selama ini, yang disebabkan oleh faktor manusia dipicu oleh microsleep ini,” papar dokter spesialisis kedokteran olah raga, Paulus Edi Susanto, saat dihubungi Mobilitas dari Jakarta, Senin (27/12/2021).
Biasanya, kata Paulus, orang yang mengalami microsleep kerap tidak menyadarinya. Sehingga, mereka tetap memaksakan diri untuk tetap terjaga, dan ngerinya mereka tetap melanjutkan mengemudikan mobil.
Padahal tanda-tanda atau gejala munculnya microsleep bisa dikenali. Tanda itu adalah hilangnya konsentrasi meski seseorang tidak melamun, menguap terus menerus, kelopak mata terasa berat, atau mata yang sering berkedip.
Untuk mengihindarkan diri dari kemungkinan mengalami microsleep dalam perjalanan, seseorang yang akan mengemudi jarak jauh sebaiknya melakukan persiapan diri. Ada beberapa hal yang perlu dilakukan.
Pertama, beristirahat yang cukup minimal enam jam sebelum berangkat. Kedua, hindari meminum obat-obatan yang memberi efek mengantuk.
Ketiga, banyak minum air putih dan vitamin atau mengonsumsi buah karena vitamin dalam buah memberikan dampak meningkatnya daya tahan tubuh. Hindari terlalu banyak makan berkarbohidrat tinggi seperti nasi, tepung-tepungan, dan gula.
Keempat, sempatkan minum kopi. Sebab kafein dalam kopi akan membantu sirkulasi darah sehingga menjadikan aliran darah ke seluruh tubuh lancar, dan badan pun terasa tetap bugar.
Kelima, jika rasa kantuk datang menyerang sebaiknya menepi dan beristirahat sejenak di rest area. Setelah tidur minimal 30 menit, lakukan gerak tubuh dengan berjalan atau senam ringan untuk merelaksasi otot-otot dan melancarkan sirkulasi darah. (Fan/Aa)
Mengawali kiprah di dunia jurnalistik sebagai stringer di sebuah kantor berita asing. Kemudian bergabung dengan media di bawah grup TEMPO Intimedia dan Detik.com. Sejak 2021 bergabung dengan Mobilitas.id