Tangerang, Mobilitas – Namanya nyaris tidak dikenali oleh orang pada umumnya atau bahkan oleh pemilik mobil, namun peran dan fungsi bearing (atau laker di roda) bagi mobil sangatlah penting atau vital. Maklum, komponen ini letaknya berada di dalam as roda yang tertutup oleh komponen lain.
Namun, yang pasti, tanpa peranti itu roda tak akan bisa berputar pada porosnya dengan lancar dan sempurna karena tak bergesekan dengan rumah roda. Dengan kata lain, bearing – yang berbentuk bulat dan terbuat dari baja itu – menjadi bantalan sekaligus “medium” bagi pergerakan roda dengan lancar.
Sehingga kenyamanan sebuah mobil pun tak tercipta. Lebih dari itu – meskipun bearing telah terpasang – namun bearing mengalami masalah, kestabilan putaran roda pun bisa terganggu. Walhasil keamanan berkendara pun menjadi taruhannya.
“Karena letaknya yang berada di bagian dalam dari poros atau as roda itulah banyak orang yang melupakan keberadaan dan perawatannya. Bahkan bagi merek yang paham fungsi dan peran bearing atau laker ini pun sering terlena dengan menganggap laker akan aman-aman saja karena posisinya yang terutup oleh komponen lain. Padahal, tidak selalu demikian,” ujar Mekanik Senior Oto Mekanika Tangerang, Pujianto, saat ditemui Mobilitas di jalan Hasyim Ashari, Cipondoh, Tangerang, Selasa (28/12/2021).
Pria yang akrab disapa dengan Antok ini menyebut ada sejumlah masalah yang bisa dialami komponen tersebut. Mulai dari karat yang menggerogoti bagian-bagian pendukungnya sehingga memunculkan decitan bunyi hingga gerakan putarnya tak lancar.
“Karat bisa terjadi karena air yang masuk ke dalam bagian bearing ini. Dan khususnya air hujan yang memiliki tingkat keasaman tinggi plus beraneka kotoran dari jalan cepat bereaksi kimiawi karena suhu bearing juga memanas ketika mobil berjalan, dan menimbulkan karat. Karat ini menggerogoti grease atau gemuk di gotri dan bagian lainnya dari bearing. Hilangnya pelumas itu menyebabkan suara decit yang nyaring, bahkan baeraing cepat panas dan rusak,” papar Antok.
Masalah lain yang kerap terjadi tetapi tanpa disadari adalah rusak atau ausnya bagian-bagian baeraing terutama gotri dan pinggiran bearing karena mobil kerap melibas lubang besar di jalanan. Meski terbuat dari baja dan tak akan pecah namun, karena benturan-benturan keras itu bisa menyebabkan gotri pecah.
“Kalau pun tidak pecah bagian beraing ini bisa goyah karena kerapatannya berubah yang dikarenakan benturan demi benturan keras yang dialaminya. Ini bisa menjadikan bearing oblak. Kalau sudah begitu, di bagian roda muncul seuara mendengung yang keras. Bahkan kestabilan roda terganggu. Tentu membahayakan bagi keselamatan berkendara,” jelas Antok.
Oleh karena itu, pria yang sudah 26 tahun menjadi mekanik ini memberikan tips untuk menjaga agar bearing roda mobil tetap terjawaga keawetannya.
Pertama, jika mobil habis digunakan melibas jalanan tergenang air hujan yang lumayan tinggi segera dicuci. Minimal menyemprot bagian roda. “Karena air hujan yang bersifat asam bercampur dengan kotoran yang ada di jalan cepat berekasi kimiawi dan menimbulkan karat pada bagian bearing,” saran Antok.
Kedua, dalam kondisi biasa hindari mobil melibas lubang besar di jalan. Sebab, ini akan menyebabbkan bearing dan bagian-bagian seperti dipukul atau dibanting dengan keras dan menjadikan kerapatan bagian-bagiannya berubah.
Ketiga, periksa bearing setiap mobil telah menempuh jarak sejauh 50.000 kilometer. Jika telah aus, segera ganti karena akan menimbulkan masalah yang merembet di roda dan berpengaruh pada kenyamanan dan keamanan berkendara. (Jrr/Aa)
Mengawali kiprah di dunia jurnalistik sebagai stringer di sebuah kantor berita asing. Kemudian bergabung dengan media di bawah grup TEMPO Intimedia dan Detik.com. Sejak 2021 bergabung dengan Mobilitas.id