Beijing, Mobilitas – Pabrikan mobil asal Jerman, Mercedes-Benz, akhirnya menarik dan menghapus iklan video di situs media sosial Cina, Weibo, sejak Kamis (29/12/2021). Sebelumnya konten iklan tersebut telah memicu reaksi keras dari masyarakat karena dianggap rasialis karena model dalam iklan tersebut menggunakan gambaran fisik tertentu.
Media resmi pemerintah menyebut model perempuan di video iklan tersebut menggunakan riasan mata yang dianggap sebagai stereotip Barat terhadap orang-orang Asia, Khususnya Cina. Sebab, wanita itu menggunakan riasan yang membuat matanya terlihat begitu sipit.
“Riasan model wanita tampak seperti mata sipit dan sekali lagi memicu diskusi panas dari netizen dengan banyak yang menyalahkan bahwa riasan itu mencerminkan stereotip Barat tentang orang Asia,” tulis surat kabar milik Partai Komunis Cina, Global Times, pada Selasa (27/12/2021) dan dikutip Bloomberg dan New York Post, Jumat (30/12/2021).
Kasus ini menunjukkan bahwa Mercedes-Benz telah menjadi target nasionalisme konsumen di negara berpenduduk terbanyak di dunia itu. Sebelumnya sejumlah produk telah masuk dalam target nasionalisme, di antaranya Dolce & Gabbana, Hennes & Mauritz dan lain-lain.
Pada November lalu, Christian Dior juga berhenti menggunakan foto model yang menggunakan riasan mata khas Asia. Lalu, perusahaan Cina Three Squirrels Inc. juga sempat meminta maaf atas iklan yang menampilkan model Cai Niang Niang yang menonjolkan karakter mata Asia.
Surat kabar Global Times, Rabu ( 28/12/2021) seperti dikabarkan seperti dikabarkan The Financial juga tengah membidik merek Gucci dalam sebuah karena penampilan model wanita dalam iklan tas tangan merek itu.
“Gucci menampilkan model berwajah Asia dengan mata kecil, riasan ‘tidak konvensional’, cincin hidung yang berlebihan dan cambuk kulit di tangannya,” bunyi laporan media itu.
Artikel tersebut menunjukkan iklan itu dapat dilihat di foto di akun Twitter resmi Gucci, tetapi di Weibo iklan itu hanya berupa tangan yang memegang tas. Twitter adalah salah satu layanan media sosial asing yang diblokir oleh Partai Komunis yang berkuasa.(Fer/Aa)