Jakarta, Mobilitas – Lembaga Keselamatan Jalan Raya Nasional (NHTSA) Amerika Serikat menyatakan Toyota Motor akan menarik (recall) SUV subkompak Toyota C-HR model tahun 2021. Pasalnya, sensor radar fitur pencegah kecelakaan mobil itu tidak berfungsi dengan baik, sehingga dinilai membahayakan.
“Dalam konteks masalah ini, sistem pada Toyota C-HR tidak menampilkan pesan adanya kesalahan sistem dari fitur pencegah kecelakaan. Sehingga, pengguna mobil bisa lengah karena akan merrasa aman-aman saja, sehingga mempercayakan sistem keamanan pada fitur yang sejatinya tengah bermasalah. Ini justru fatal dan salah,” bunyi keterangan NHTSA seperti dilaporkan Fox24 Business dan Carscoops, Kamis (3/3/2022).
Tidak berfungsinya sistem sensor radar tersebut dikarenakan tidak di-install secara akurat dan tepat. Akibatnya, sistem pada mobil tidak mampu mendeteksi benda-benda di sekeliling mobil terutama di bagian depan yang seharusnya menjadi acuan bagi sisrem mobil untuk mencegah terjadinya tabrakan.
Meski, itu terjadi hanya pada Toypta C-HR yang diproduksi antara 12 Juni 2020, dan 26 Juli 2021 saja. Bahkan, dalam laporannya ke NHTSA, Toyota menyatakan walaupun recall bisa mempengaruhi 36.558 unit Toyota C-HR, namun yang benar-benar mengalami masalah tidak lebih dari 0,03%.
Toyota C-HR merupakan produk global Toyota yang dijajakan di berbagai negara di dunia, termasuk Indonesia. Data penjualan di Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) yang dinukil Mobilitas, Kamis (3/3/2022) menunjukkan, penjualan Toyota C-HR ke konsumen di Tanah Air sepanjang 2021 melorot dibanding tahun sebelumnya.
Kinerja penjualan di RI
Fakta berbicara, sepanjang Januari – September tahun 2021 total penjualan ritel Toyota C-HR hanya 140 unit. Jumlah ini dibukukan pada Januari 10 unit, Februari 18 unit, Maret 22 unit, April 21 unit, Mei 17 unit, Juni 14 unit, Juli 13 unit, Agustus 10 unit, dan September 15 unit. Agustus 16 unit, dan September 15 unit.
Sementara di kurun waktu yang sama di tahun 2020 total penjualan ritel Toyota C-HR yang berhasil dikantongi PT Toyota Astra Motor – selaku penjajanya – masih sebanyak 240 unit. Jumlah itu dikoleksi pada Januari sebanyak 40 unit, Februari 46 unit, Maret 42 unit, April 16 unit, Mei 9 unit, Juni 25 unit, Juli 31 unit, Agustus 16 unit, dan September 15 unit.
Sedangkan di bulan Januari 2022, mobil ini laku terjual ke konsumen sebanyak 6 unit. Padahal, di bulan yang sama tahun 2021 penjualan ritel yang dikantonginya masih mencapai 10 unit.
Bahkan, dibanding bulan sebelumnya (atau Desember 2021) penjualan ritel di Januari tahun ini juga ambles. Sebab, pada bulan Desember tahun itu angka penjualan yang berhasil dikoleksi mencapai 15 unit. (Vto/Aa)