Doha, Mobilitas – Nama Jenny Anderson, wanita teknisi data elektronik untuk memacu performa motor tunggangan Marc Marquez untuk berlaga di balapan Moto GrandPrix (MotoGP), kembali mencuat di saat gelaran balapan tahun 2022 yang dimulai di Qatar. Pasalnya, di tangannyalah performa motor bisa disetel sesuai kebutuhan sang pembalap.
Perempuan asal Inggris itu mulai bergabung dengan Tim Repsol Honda – tim dimana Marquez bernaung – pada tahun 2020 lalu. Dia menggantikan Gerold Bucher, seorang teknisi data yang yang menangani motor Marquez sejak sang pembalap berlaga di Moto2, dan bergabung dengan Repsol Honda di MotoGP mulai tahun 2014.
Namun, di tahun 2020 Bucher pamit dan hengkang dari tim itu. Tim Repsol Honda pun kelimpungan untuk mencari penggantinya. Nah, di saat itu pula tim milik Honda Motor itu juga mencari pembalap pendamping Marc Marquez, yang akhirnya ketemu Pol Espargaro plus teknisi data-nya yakni Jenny Anderson.
Sejak tahun 2020 itulah, Jenny menangani data elektronik bagi motorMarc Marquez. Perempuan yang sejak usia delapan tahun telah mengenal dunia balap (sebagai pembalap go-kart junior) ini bertanggung jawab atas strategi dan manajemen sistem elektronik MotoGP, yang meliputi traksi, engine braking, penyaluran tenaga, dan lainnya.
Dengan kata lain, anak kedua dari tiga bersaudara ini menjadi peramu keakuratan pengelolaan performa motor yang ditunggangi Marquez. Di tanganyalah, keamanan dan ketokceran motor sang pembalap dipercayakan.
Jenny juga memiliki pengalaman akademis yang berkaitan dengan motorsport karena sejak usia 22 tahun hingga 25 tahun dia belajar teknik motorsport di Oxford Brookes University, Inggris.
Dia juga pernah bekerja sebagai insinyur Kevin Magnussen di Formula 3 bersama Renault. Sedangkan kiprahnya di balapan MotoGP, terjadi sejak tahun 2015.
Saat itu dia bergabung dengan KTM dan benar-benar terlibat dalam pengembangan motor RC16 sejak awal perakitannya. “Saya bergabung dengan proyek KTM pada 2015, sebelum kami punya motor MotoGP, dan saya mengerjakannya di markas dengan penuh waktu di departemen elektronik,” ungkap dia.
Kini, dia menjadi satu-satunya teknisi perempuan tim Repsol Honda. Tetapi, baginya hal itu tidak masalah, karena dia merasa sudah biasa, meski MotorGP merupakan olahraga yang didominasi kaum Adam.
“Saya tak merasa bahwa gender seseorang kini jadi masalah besar di ajang olahraga apa pun. Saat saya masih balapan gokart, saya satu-satunya perempuan dari 200 orang di paddock, dan saya lihat banyak perempuan yang kini bekerja di arena motorsport sebagai pembalap dan insinyur. Jadi, ini hanya bisa jadi hal yang positif,” paparnya.
Kini, dua tahun sudah dia bekerja dengan Marc Marquez. Perempuan pehobi bertualang ini menyebut pembalap Spanyol itu sangat kooperatof dan terbuka, dan menjadi seorang teman diskusi yang baik.
“Sehingga penyetelan motor untuk menghasilkan performa yang lebih dashyat dan pas dengannya juga jauh lebih mudah dan tepat,” ucap dia. (Aa/Berbagai sumber)
Mengawali kiprah di dunia jurnalistik sebagai stringer di sebuah kantor berita asing. Kemudian bergabung dengan media di bawah grup TEMPO Intimedia dan Detik.com. Sejak 2021 bergabung dengan Mobilitas.id