Jakarta, Mobilitas – Pada musim mudik Lebaran 2022 saat ini kondisi cuaca terbilang tak menentu, karena cuaca yang begitu panas terik tak lama kemudian mendung dan hujan deras mengguyur. Kondisi seperti itu bisa kita alami saat tengah mengemudi di tengah jalan tol dalam perjalanan menuju kampung halaman.
Menghadapi situasi seperti itu, Founder and Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu meminta pengemudi untuk tidak panik dan bersikap tenang. “Kuncinya jangan panik, agar kita tetap bisa mengontrol mobil sekaligus melihat situasi sekeliling kita secara jernih. Sehingga, tindkan kita tetap rasional dan terkontrol dengan baik. Karena begitu hujan deras mengguyur, pandangan kita terganggu. Lalu, kondisi jalan juga licin,” papar dia saat dihubungi Mobilitas di Jakarta, Senin (25/4/2022).
Setelah menguasai keadaan, ada sejumlah langkah yang perlu dilakukan pengemudi. Langkah pertama adalah, mengurangi kecepatan kendaran dan menjaga jarak.
Kecepatan perlu diturunkan karena daya cengkram ban terhadap jalan pada saat kondisi hujan juga berkurang drastis akibat permukaan linatasan yang licin. Apalagi, pengemudi kendaraan lain juga belum tentu menguasai keadaan dan bersikap sama seperti kita.
“Karena itu, langkah terbaik adalah mengurangi kecepatan kendaraan dan menjaga jarak dengan kendaraan di depan. Karena dengan adanya jarak yang aman, kita akan bisa dengan leluasa bermanuver ketika kondisi mengharuskan. Apalagi, kita harus memperhitungkan jarak pengereman aman,” jelas Jusri.
Kedua, jangan mengerem mendadak dan pindah lajur secara tiba-tiba. Begitu air hujan mengguyur dengan derasnya dan pandangan kita terhalang, maka jangan sesekali melakukan pengereman mendadak atau tiba-tiba.
Jika harus mengerem laku secara perlahan setelah laju kendaraan benar-benar telah turun atau melambat. Hal ini dikarenakan jarak pandang yang tergbatas juga dialami oleh pengemudi kendaraan di belakang kita dan belum sempat melakukan pengereman secara sempurna, sehingga tabrak dari belakang pun tak terelakkan.
Ketiga, jangan serta merta menyalakan lampu hazard. Jika ingin memberikan tanda atau isyarat tentang keberadaan mobil kita di kondisi jalan tol yang seperti itu, sebaiknya menyalakan lampu.
Sebab dengan lampu yang kita nyalakan, ketika kita mengerem maka lampu isyarat rem akan menjadi penunjuka atas keberadaan kita. “Kalau kita gunakan lampau hazard, orang akan bingung ketika kita mau pindah lajur dan lampu sein yang kita nyalakan akan sia-sia tidak ada artinya. Jadi, ini justerui bahaya,” ujar Jusri.
Keempat, hindari genangan air. Genangan perlu dihindari karena bisa berpotensi mengganggu keseimbangan kendaraan. Ketika air menggenangi permukaan jalan terjadi kondisi dimana permukaan ban tidak sepenuhnya menempel – apalagi mencengkeram – permukaan jalan, sehingga mobil pun seperti tidak menapak di jalan dan keseimbangannya maupun kestabilannya berkurang.
“Kalau pun mau tidak mau harus melibas genangan itu, kurangi kecepatan dan jangan mengerema. Lepas injakan pedal gas sampai merasakan mobil kembali menapak di jalan, baru injak pedal gas lagi. Kalau langsung mengerem, mobil bisa tergelincir dan bahaya,” imbuh Jusri. (Jrr/Aa)
Mengawali kiprah di dunia jurnalistik sebagai stringer di sebuah kantor berita asing. Kemudian bergabung dengan media di bawah grup TEMPO Intimedia dan Detik.com. Sejak 2021 bergabung dengan Mobilitas.id