Shanghai, Mobilitas – Nama William Li tiba-tiba bergaung di dunia, sesaat setelah perusahaan pembuat mobil listrik yang didirikannya pada November 2014 – Nio – mencatatkan penjualan saham perdana (IPO) di Bursa Saham New York, Amerika Serikat, pada tahun 2018. Semua mata investor dan industriawan otomotif pun tertuju padanya.
Maklum, sepanjang November 2014 hingga tahun 2018, Nio tidak meraup untung, dan kerugiannya terus meningkat. Selama waktu ini, perusahaan ini telah membukukan pendapatan US$ 2,4 miliar.
Tetapi, masih “buntungnya” Nio itu terjadi karena merogoh kocek dalam-dalam untuk memburu karyawan berketerampilan tinggi dengan gaji yang selangit. Selain itu, berbagai proses inovasi dijalankan untuk menghasilkan teknologi terbaik.
Sepak terjang inilah – yang mungkin bagi orang yang memhamainya disebut sebagai langkah visioner – justeru menjadi nilai lebih bagi Nio. Walhasil, tak heran jika banyak investor tajir dunia ingin bergabung dengannya.
Terlebih, langkah-langkah itu juga dibarengi dengan kinerja produksi perusahaan. Dalam sebuah wawancara dengan 60Minutes, Li menyebut sepanjang tahun 2017 perusahaanya baru memproduksi mobil listrik sebanyak 10.000 unit, tetapi di tahun 2017 meningkat menjadi 14.000 unit.
Pundi kekayaan menggelembung
Bahkan, di tahun 2019, Nio telah menjual mobil listrik buatannya sebanyak 20.000 unit. Sedangkan di tahun 2020, pabrikan tercatat telah menjual 43/728 unit mobil listrik ke pasar global, jumlah ini meroket hingga 112,6% dibanding tahun 2019.
Kinerja ini telah mengantarkan Williem Li sebagai salah orang tajir di Cina. Forbes mencatat, kekayaan Li hingga November 2020 telah mencapai US$ 8,1 miliar atau sekitar Rp 114,47 triliun (kurs US$1 = Rp 14.133).
Sedangkan per 25 Maret 2021, kekayaannya telah bertambah menggelembung. Tercatat mencapai US$ 5,7 miliar atau sekitar Rp 80,56 triliun.
Dia tercatat telah berinvestasi di lebih dari 32 perusahaan yang bergerak di bidang layanan transportasi dan produksi kendaraan. Sebagian besar kendaraan listrik dan teknologi informasi maupun internet.
Dari keluarga miskin
Kisah hidup dan perjalanan karir Li memberikan inspirasi bagi semua orang yang ingin menjadi pintar, terkenal, dan kaya raya. Karena untuk mencapai hal itu, tak harus dari keluarga berada atau kaya. Kuncinya kemauan, tekad, tekun belajar, serta bekerja keras.
Li yang kini berjuluk “Bapak Industri Mobil listrik Cina” dan “Elon Musk dari Cina” itu adalah sosok dari keluarga miskin, namun peduli akan pentingnya pendidikan. Untuk menyekolahkan Li hingga sekolah jenjang tertinggi, sang ayah telah mulai menabung dengan menyisihkan pendapatan dari berjualan sayuran sejak Li berusia tujuh tahun.
Untuk membantu keuangan keluarga, Li telah bekerja serabutan sejak usia anak-anak. Ketika kecil dan tinggal bersama kakek dan neneknya, dia bertugas menghitung uang hasil penjualan sapi.
Setamat sekolah lanjutan atas, Li mendaftar ke Universitas Peking dan diterima. Dia meraih gelar sarjana ilmu komputer, sosiologi, dan hukum.
Membawa Nio ke pentas dunia
Setelah itu, dia bekerja di beberapa perusahaan. Namun, tepat di usia 26 tahun, bersama temannya, pada tahun 2000 dia mendirikan perusahaan bernama BitAuto Internet.
Pria yang ramah ini menjabat sebagai Ketua Dewan Direksi dan Chief Executive Officer perusahaan itu sejak tahun 2005. Dan pada tahun 2010, di berhasil mencatatkan saham perusahaan di Bursa Efek New York, Amerika Serikat, dengan perolehan dana sekitar US$ 1 miliar.
Hanya, tiga tahun kemudian – yakni di tahun 2013 – Li menjual perusahaan itu dan mendirikan perusahaan baru bernama Mobike. Tak berselang lama – yakni November 2014 – dia mendirikan Nio, dan akhirnya memutuskan untuk fokus mengelola Nio, dan mengundurkan diri dari Mobike pada tahun 2018.
Di tangannya Nio tak hanya mampu menerobos pasar mobil listrik di Cina, tetapi kinerja produksi dan penjualannya terus merangkak naik. Bahkan kekuatan mereknya telah menerobos ke lintas batas negara dan benua.
Nama dan nilai Nio kian melambung di kancah global ketika Li berhasil menjual sahamnya di Bursa Efek New York. Dengan listing di bursa saham Negeri Paman Sam itu, Nio berhasil meraup dana puluhan miliar dolar.
Sosok Li pun semakin kondang. Dirinya tak hanya dikenal sangat mumpuni dalam teknologi berbasis digital atau komputer tetapi juga sangat piawai dalam berinvestasi.
Anak dari keluarga pas-pasan itu telah menjadi sosok entrepreneur dunia yang diakui memiliki reputasi yang mengesankan. (Aa/Berbagai sumber)