Jakarta, Mobilitas – Mobil listrik murni atau listrik baterai Toyota (BEV) yang diluncurkan pada November 2021 lalu – yakni Toyota bZ4X – sontak menjadi perhatian publik Indonesia setelah tersiar kabar sekitar 143 unit bakal dipakai delegasi peserta Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali pada Oktober-November 2022 nanti.
Namun, kini, di luar Indonesia (khususnya di Amerika Serikat) santer terdengar kabar, mobil setrum itu memiliki masalah.
Seperti dilaporkan laman CarBuzz dan Reddit, Kamis (12/5/2022), SUV listrik itu mengalami kendala dalam pengisian daya (charging) baterai di saat cuaca dingin, yakni ketika suhu udara nol derajat celcius. Masalah itu diakui Toyota dalam sebuah dokumen yang secara tak sengaja bocor ke publik.
Pernyataan di dokumen itu menyebut secara teori fitur pengisian cepat DC pada SUV listrik itu sanggup mengisi daya baterai dari 10% hingga 80% hanya dalam tempo 30 menit. Namun, nyatanya, ketika musim dingin tiba dan suhu nol derajat celcius, fitur itu tak cespleng, dan butuh waktu lebih lama hingga 10 jam untuk mengisi daya baterai.
“Saat suhu turun di bawah 10 derajat celcius dan suhu mencapai nol derajat celcius, fitur pengisian cepat DC tidak berfungsi. Dibutuhkan waktu lebih lama untuk mengisi daya baterai,” bunyi keterangan di dokumen.
Tetapi, masalah seperti itu hanya ditemukan pada bZ4X berpenggerak semua roda (AWD). Sedangkan model berpenggerak dua roda yakni roda depan (FWD) dipastikan tidak mengalami masalah seperti itu.
Kabar akan digunakannya Toyota bZ4X sebagai kendaraan resmi para delegasi KTT G20 di Indonesia, diakui oleh Direktur Jenderal Komunikasi dan Informasi Publik, Kementerian Komunikasi dan Informatika, Usman Kansong saat dihubungi Mobilitas, di Jakarta, Jumat (13/5/2022). Usman mengatakan, tidak hanya mobil listrik Toyota saja yang dipakai, tetapi juga dari merek lain seperti Hyundai.
“Untuk jumlahnya total sekitar 660-an unit mobil listrik. Tetapi berapa dari masing-masing merek saya kurang hafal. Tetapi yang pasti, penggunaan kendaraan listrik ini bertujuan untuk menunjukan komitmen kita dalam mendorong penurunan emisi ke publik dunia, apalagi KTT G20 ini merupakan moment penting yang menjadi perhatian seluruh pemerintah negara maupun masyarakat dunia,” papar Usman. (Fry/Aa)