Tokyo, Mobilitas – Pabrikan mobil di dunia saat ini mengalami tekanan berat dalam produksi setelah pasokan semikonduktor (chip) tersendat karena produsen pembuatnya kewalahan memenuhi pesanan di luar sektor otomotif. Tak terkecuali produsen mobil asal Jepang, Toyota Motor yang dikenal sebagai pabrikan ternbesar di negara tersebut.
Data di Asosiasi Dealer Mobil Jepang (JADA) dan Asosiasi Pabrikan Mobil Jepang (JAMA) yang dikutip Mobilitas, Selasa (7/6/2022) menunjukkan, sepanjang Januari hingga Mei total 547.622 unit. Jumlah ini anjlok 17,6 persen dibanding angka penjualan yang dikoleksinya selama lima bulan pertama di tahun 2021.
Data juga memperlihatkan Sejumlah mobil kondang buatan Toyota penjualannya berguguran di kurun waktu itu. Toyota Yaris (termasuk Yaris Cross) misalnya) hanya sebanyak 68.473 unit alias ambrol 34,3 persen dibanding Januari hingga Mei 2021.
Lalu, Toyota Roomy sebanyak 57.729 unit susut 8,6 persen, Toyota Alphard 30.672 unit ambrol 35,6 persen, Toyota Sienta 21.714 unit atau ambrol 26,6 persen, Toyota Raize 40.004 unit menciut 3 persen, Toyota Harrier 19.538 unit atau jeblos 52,4 persen, dan Toyota Land Cruiser W 13.541 unit atau merosot 16,4 persen.
Kemudian Toyota Noah 19.340 unit susut 7,9 persen, Toyota Voxy sebanyak 18.402 unit atau ambrol 46,4 persen, Toyota Prius 16.757 unit atau ambles 25,9 persen, dan Toyota RAV4 sebanyak 12.802 unit atau ambrol 43,9 persen. Model lain yang juga ambyar penjualannya adalah Toyota C-HR, yakni sebanyak 6.132 unit, ambrol 38,5 persen.
JADA dan JAMA juga mencatat, penjualan kumulatif Toyota (tidak termasuk Lexus) sepanjang Januari – April telah ambrol 17 persen dibanding periode sama tahun 2021. Pabrikan ini hanya meraup 464.202 angka penjualan.
Sedangkan Lexus, mengoleksi angka penjualan sebanyak sebanyak 14.709 unit pada empat bulan pertama itu, alias ambrol 28,1%. Adapun di Januari – Mei, merek mewah milik Toyota itu mengantongi angka penjualan 17.812 unit, jumlah ini anjlok hingga 28,6 persen dibanding lima bulan pertama 2021. (Jrr/Aa)