Notice: Function _load_textdomain_just_in_time was called incorrectly. Translation loading for the foxiz-core domain was triggered too early. This is usually an indicator for some code in the plugin or theme running too early. Translations should be loaded at the init action or later. Please see Debugging in WordPress for more information. (This message was added in version 6.7.0.) in /var/www/vhosts/mobilitas.id/httpdocs/wp-includes/functions.php on line 6114

Notice: Function _load_textdomain_just_in_time was called incorrectly. Translation loading for the molongui-authorship domain was triggered too early. This is usually an indicator for some code in the plugin or theme running too early. Translations should be loaded at the init action or later. Please see Debugging in WordPress for more information. (This message was added in version 6.7.0.) in /var/www/vhosts/mobilitas.id/httpdocs/wp-includes/functions.php on line 6114
Florence Lawrence, Aktris Holywood Penemu Sein Mobil – Mobilitas.id
Florence Lawrence mengakhiri hidupnya di usia 52 tahun dengan cara meminum racun - dok.WordPress.com

Florence Lawrence, Aktris Holywood Penemu Sein Mobil

Arif Arianto
6 Min Read

Los Angeles, Mobilitas – Kita semua – baik yang belum memiliki mobil maupun yang telah mengoleksi beberapa unit – pasti mengetahui apa itu lampu sein, yakni sebuah lampu isyarat sebagai komunikasi dengan pengguna kendaraan lalin, kala kita berkendara di jalan.

Namun, siapa sejatinya penemu isyarat penting – yang mencegah terjadinya kecelakaan – itu? Ternyata sebagian besar dari kita tak mengenal atau mengetahuinya.

Dia adalah seorang wanita, yakni Florence Annie Bridgwood atau yang dikenal dengan nama Florence Lawrence. Perempuan berdarah Kanada – Amerika ini merupakan seorang aktris atau bintang film wanit pertama di Holywood.

Flowrence lahir pada 2 Januari 1886, di Ontario, Kanada, dari pasangan George Bridgwood seorang pebisnis perusahaan produsen kereta dengan seorang aktris panggung drama, Charlotte “Lotta” Bridgwood. Terlahir sebagi bungsu dari tiga bersaudara.

Flowrence Lawrence dan lampu sein mobil – dok.Carsales

Pada usia tiga tahun, Flowrence memulai debutnya di atas panggung bersama ibunya dalam sebuah pertunjukan drama tari. Ternyata bakat turunan dari sang ibu sungguh luar biasa, gadis kecil ini mampu berakting layaknya seorang aktris berpengalaman.

Bahkan, pada usia enam tahun, dia mendapat julukan “Baby Flo, the Child Wonder” karena dinilai sangat ajaib. Betapa tidak, di usianya yang masih sangat belia, dia mampu menyuguhkan hiburan yang luar biasa bagi para pecinta seni drama. Namanya pun melambung.

Di tahun 1907, dia dipercaya untuk membintangi film – tanpa suara atau dikenal sebagai film bisu, karena teknologi waktu itu belum bisa merekam suara – dan menjadi pemeran utama. Hasilnya sangat luar biasa.

Florence Lawrence saat berakting di sebuah film yang dibintanginya – dok.Girls Do Fim via WordPress.com

Lagi-lagi, berkat kepiawaian berakting itulah, Flowrence  ketenaran namanya kian menjulang. Tak hanya di Amerika, tetapi juga Eropa. Pertunjukan demi pertunjukan maupun film demi film dia lakoni dengan gemilang.

Puncak ketenaranya terjadi di tahun 1910. Kala itu Flowrence dikenal sebagai “Gadis Biograf”. Predikat ini disandangkan kepadanya karena dia dikenal sebagai salah satu wanita terkemuka dalam film bisu dari Perusahaan Film Biograf.

Menemukan cikal bakal sein
Seiring dengan ketenaran nama dan karirnya, Flowrence pundi-pundi uangnya pun mengembung. Hidupnya, lebih dari kata cukup. Karenanya, tak heran jika dia mampu membeli mobil pada tahun 1912. Kala itu, mobil merupakan barang yang sangat mewah, dan hanya orang-orang tajir saja yang mampu membelinya.

Flowrence tak sebatas suka mengemudikan tunggangannya itu, tetapi juga senang mempelajari semua yang ada di mobil. Termasuk bagaimana cara mengemudikan mobil yang aman bukan hanya untuk dia dan orang yang ada di mobilnya, tetapi juga orang lain.

Pada suatu hari, ketika mengemudi, membawa mobilnya untuk berbelok. Sementara di saat yang sama, di belakang kendaraannya melaju kendaraan lain yang hampir celaka karena mobil Flowrence tak dipahami oleh pengguna kendaraan di belakangnya itu hendak kemana.

Setelah merenung, tiba-tiba melintas di benak wanita ini, untuk membuat sebuah tanda isyarat yang membawa pesan mobil akan berbelok. Tak menunggu waktu lama, dia segera membuat sketsa tanda isyarat tersebut.

“Bagiku mobil adalah sesuatu yang hampir seperti manusia. Dia juga menanggapi kebaikan dan pengertian atau perhatian, seperti yang dilakukan orang terhadapnya,” kata Flowrence suatu ketika.

Ilustrasi, lampu sein mobil – dok.Istimewa via Bellingham Herald

Pada tahun 1914, ia mengembangkan lengan sinyal mekanis. Sistem kerjanya dengan menekan sebuah tombol yang menggerakkan sebuah batang untuk menaikkan atau menurunkan bendera di bemper belakang mobil.

Bendera – di bagian kanan akan menjulur – ketika mobil akan berbelok ke kanan. Begitu pun yang ada di bagian kiri, sehingga memberi tahu pengemudi lain ke arah mana sebuah mobil akan berbelok.

Bahkan pada tahun berikutnya, wanita ini menemukan ide sebuah isyarat atau sinyal rem, meski saat itu masih belum sempurna. Prinsip kerjanya, ketika seorang pengemudi menginjak rem, tanda “Stop” muncul dari bumper belakang mobil, sehingga pengemudi kendaraan lain di belakanya tahu bahwa mobil didepannya tengah berhenti.

Ilustrasi, lampu sein yang telah dikembangkan dari hasil penemuan Flowrence Lawrence – dok.Twitter

Akhir hidup yang tragis
Hanya sayang, penemuan itu tak pernah dipatenkan oleh Flowrence, hingga akhirnya beberapa orang lain mematenkannya setelah melakukan penyempurnaan. Dia tidak pernah mendapatkan pengakuan yang semestinya layak untuk diterimanya.

Sementara, sinar kehidupan Flowrence tak lagi bersinar seiring dengan redupnya karir di dunia seni akting. Meski telah membintangi hampir 300 judul film dengan kesohoran nama di berbagai belahan dunia, ternyata di usia senjanya dia tak berbahagia.

Setelah mengalami luka bakar parah saat menyelamatkan aktor lain dari kebakaran studio pada tahun 1915, wanita ini mengalami kesulitan mencari pekerjaan. Sebelumnya, suami pertama dan keduanya meninggal secara tragis.

Florence Lawrence dan lampu sein yang dikembangkan dari cikal bakal sistem lampu sein yang ditemukannya- dok.Istimewa via BrightSide

Lalu, dia bercerai dari suami ketiganya kurang dari setahun setelah menikah. Padahal, di saat yang sama penyakit sumsum tulang menggerogoti kesehatannya. Penyakit yang tak kunjung sembuh membuat wanita ini frustasi.

Pada awal tahun 1938, Flowrence nekat menenggak racun untuk mengkhiri hidupnya. Dia dinyatakan meninggal di rumahnya, di Beverly Hills, Los Angeles, California, Amerika Serikat dalam usia 52 tahun. (Aa/Berbagai sumber)

Share This Article