Jakarta, Mobilitas – Pelumas atau dalam istilah umum disebut dengan oli, merupakan komponen yang penting bagi kendaraan bermotor terutama mesin. Sebab, tanpa oli, detak “jantung mekanis” kendaraan tidak akan berfungsi dan kendaraan pun tidak akan berguna.
Sebagai informasi, jantung mekanis kendaraan adalah mesin. Sebagai analogi, jantung mekanis atau mesin di kendaraan fungsinya seperti jantung pada tubuh manusia.
Jika jantung berhenti bekerja atau bermasalah, maka akan bermasalah pula kendaraan yang memiliki jantung mekanis atau mesin itu. Jika dalam tubuh manusia, sistem kerja dan tingkat keoptimalan kesehatan jantung sangat tergantung pada kondisi kualitas darah, maka di mesin sangat tergantung pada oli.
Sejumlah literatur ilmiah yang dikutip Mobilitas, Sabtu (18/6/2022) menyebut kualitas dan volume oli sangat menentukan kinerja mesin. “Di sinilah bukti dari betapa vitalnya oli atau pelumas yang berkualitas,” tulis jurnal ilmiah Lube and Chemical, itu.
Fungsi dan tugas oli bukan hanya melumasi bagian-bagian atau komponen-komponen oli agar tidak terjadi gesekan ketika bekerja, namun juga berperan dalam menjaga tingkat optimum suhu mesin. Dengan kata lain, oli atau pelumas juga berperan menurunkan suhu mesin, sebab jika temperatur mesin sangat tinggi akan terjadi gangguan (overheat).
Aspek lain yang perlu dipahami pemilik kendaraan ketika akan mengganti atau mengisi oli untuk mesin kendaraan mereka adalah memahami jenis oli terlebih dahulu. Sebab, berdasar bahan bakunya produk oli ada dua jenis, yaitu oli mineral dan oli sintetis.
Perbedaan
Oli mineral adalah oli yang bahan bakunya berasal dari ekstrak minyak bumi mentah yang disuling untuk menghilangkan kotoran dan kandungan impurities. Namun, struktur molekul oli jenis ini tidak sebaik oli sintetis, sebab struktur molekul oli mineral tidak seragam.
Struktur molekul yang seperti itu menjadikan tingkat pelumasan oli mineral tidak sesempurna oli sintetis. Efeknya, kerja komponen-komponen mesin pun lebih berat dan berakibat tingkat konsumsi bahan bakar lebih banyak.
Umumnya, oli jenis ini digunakan oleh mesin kendaraan tahun pembuatan lama.Meski, saat ini sejumlah pabrikan masih memproduksi oli jenis ini untuk melayani kebutuhan kendaraan model lama yang populasinya tidak sedikit.
Sementara itu, oli sintetis adalah oli yang bahan dasarnya tetap mineral atau hasil penyulingan minyak bumi tetapi diproses lebih lanjut melalui beberapa tahap pemurnian dan ditambahkan unsur kimia lain seperti ester, diester, atau bahkan polyester. Oli jenis ini diformulasikan khusus sesuai kebutuhan penggunaannya di mesin.
Keunggulan yang dimiliki oli jenis ini, selain melumasi komponen mesin. Bahkan proses pendinginan mesin yang dilakukannya lebih cepat dibanding oli mineral.
Perbedaan lain antara kedua jenis oli itu bisa dilihat dari tingkat kekentalannya. Oli mineral cenderung lebih kental daripada oli sintetis, karena struktur molekul bahan dasarnya.
Sedangkan oli sintetis lebih encer karena mineral yang digunakan sebagai bahan dasarnya telah melalui beberapa kali penyulingan sehingga benar-benar bersih. Terlebih ditambahkan sejumlah bahan kimia lainnya yang membuat struktur molekul lebih homogen, hal ini sesuai dengan karakter mesin kendaraan model baru.
Perbedaan lain antara oli mineral dan sintetis adalah tingkat oksidasi yang terjadi. Oksidasi – seperti yang dijelaskan dalam berbagai literatur kimia – adalah proses pelepasan elektron oleh sebuah molekul, atom, atau ion.
Dalam proses ini oli mineral diketahui lebih mudah mengalami oksidasi. Sebaliknya, oli sintetis cenderung lebih stabil saat temperatur tinggi sehingga tidak mudah teroksidasi, sehingga masa penggunaannya juga lebih lama atau lebih awet dibanding oli mineral.
Perhatikan Perawatan
Meski masing-masing jenis oli memiliki keunggulan khas yang berguna memberikan keuntungan bagi para penggunanya, namun faktor lain yang harus diperhatikan adalah cara penggunaan sesuai dengan pabrikan. Cara penggunaan yang dimaksudkan adalah masa pakai pelumas tersebut.
Sebaiknya memperhatikan rekomendasi dari pabrikan pembuat kendaraan yang menggunakan oli ini, yakni kapan saatnya oli harus diganti. Umumnya, pabrikan kendaraan merekomendasikan agar penggantian dilakukan dalam rentang waktu tertentu atau setelah kendaraan digunakan untuk menempuh jarak tertentu.
Namun, dalam kasus yang bersifat khusus, rekomendasi itu bisa tidak berlaku, tetapi oli atau pelumas tetap harus diganti. Misalnya, ketika kendaraan terendam banjir atau kendaraan yang sudah bertahun-tahun tidak pernah digunakan untuk berjalan atau bahkan mesinnya sama sekali tidak pernah dipanaskan. (Swe/Aa)