Jakarta, Mobilitas – Penjualan bus dan truk buatan Scania ke di Indonesia selama Januari hingga Juni tahun ini anjlok sangat dalam.
Data penjualan di Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) yang dikutip Mobilitas, Kamis (28/7/2022) menunjukkan total penjualan ke konsumen (ritel) bus dan truk Scania hanya sebanyak 111 unit. Jumlah ini rontok 67,9% dibanding total penjualan ritel yang dikantonginya selama periode sama tahun 2021.
Total penjualan ritel tersebut dibukukan pada Januari sebanyak 26 unit, kemudian Februari 19 unit, Maret 17 unit, dan April 17 unit. Lalu di bulan Mei sebanyak 23 unit, dan Juni 9 unit.
Sebelumnya, selama Januari hingga November 2021, Scania Indonesia meraup jumlah penjualan ritel sebanyak 531 unit. Jumlah ini meroket 166,8% dibanding periode sama 2020, yang sebanyak 199 unit.
Meski angka penjualan di 2020 itu telah menyusut dibanding sebelas bulan pertama tahun 2019. Sebab, di tahun 2019 itu total penjualan ritel masih mencapai 217 unit.
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Gemilang Tarigan yang dihubungi Mobilitas, Kamis (10/5/2022) mengatakan, secara umum tidak ada penurunan di bisnis angkutan truk selama Januari – Juni tahun ini. “Sektor komoditas seperti tambang dan perkebunan justeru mulai kembali naik aktivitasnya. Apalagi sektor logistik,” kata dia.
Namun, dia mengaku tidak tahu persis soal permintaan unit baru. Sebab, hal itu sangat tergantung ke kondisi keuangan maupun rencana bisnis masing-masing perusahaan.
Kondisi serupa juga terjadi di bisnis jasa angkutan bus. Bahkan, menurut Ketua Ikatan Pengusaha Otobus Muda Indonesia (IPOMI) Kurnia Lesani Adnan, saat ini bisnis angkutan bus malah mulai bertumbuh lagi setelah dua tahun sebelumnya menyusut akibat pandemi. (Din/Aa)