Jakarta, Mobilitas – Penjualan mobil elektrfikasi (listrik) di Indonesia sepanjang Januari hingga Juni tahun ini melempem.
Data penjualan di Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) yang dikutip Mobilitas, Sabtu (30/7/2022) menunjukkan, yang dimaksud mobil elektrifikasi atau mobil listrik di Tanah Air meliputi mobil hybrid (HEV), Plug-in Hybrid Electric Vehicle (PHEV), dan Battery Electric Vehicle (BEV). Totalnya, 1.737 unit.
Jumlah tersebut menyusut 7% dibanding total penjualan yang berhasil dikantongi para pabrikan penjualnya selama Januari hingga Juni 2021. Saat itu jumlahnya mencapai 1.866 unit.
Selama enam bulan pertama itu BEV terjual 495 unit, meningkat 1% dibanding periode sama tahun lalu yang mencapai 488 unit. PHEV terjual 10 unit, aambrol 71% dari tahun lalu yang sebanyak 34 unit.
Adapun HEV, pada semester pertama tahun ini laku sebanyak 1232 unit. Jumlah itu melorot 8% dibanding periode yang sama tahun lalu yang mencapai 1.344 unit.
Dilihat data ini, mobil hybrid masih mendominasi dengan porsi 71%. Kemudian BEV 28% dan PHEV 1%.
Pengamat otomotif di Sekolah Bisnis Institut Teknologi Bandung (ITB) Yannes Martinus Pasaribu mengakui hingga kini orang Indonesia masih lebih memilih hybrid. Mereka masih enggan menggunakan mobil listrik baterai.
“Harga yang masih mahal menjadikan mobil listrik belum terjangkau secara umum. Lalu, ragu terhadap ketersediaan infrastruktur pengecasan baterai, dan yang tidak kalah penting ragu terhadap penjualan kembali mobil listrik,” kata dia saat dihubungi Mobilitas, dari Jakarta, Jumat (29/7/2022). (Din/Aa)