Jakarta, Mobilitas – Rasio kepemilikan mobil di Indonesia masih tertinggal Thailand dan Malaysia.
Menurut Federasi Industri Otomotif Asean (FAA) di Indonesia rasio kepemilikan mobil masih 99 unit di setiap 1.000 orang penduduk (99:1000). Sementara di Malaysia 450:1.000, dan di Thailand 275:1.000.
Ketua I Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Jongkie Sugiarto, yang dihubungi Mobilitas di Jakarta, Sabtu (5/8/2022) menyebut masalah kepemilikan mobil sangat pendapatan (PDB) per kapita alias daya beli. Sedanglan PDB per kapita masyarakat, Indonesia masih di bawah dua negara itu.
“Tapi, ini juga menjadi tanda bahwa potensi penjualan mobil di Indonesia masih besar, sejalan dengan potensi pertumbuhan ekonomi yang besar. Apalagi, Indonesia memiliki berbagai sumberdaya alam yang besar,” papar dia.
Menurut Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira Adinegara yang dihubungi Mobilitas, di Jakarta, Sabtu (5/8/2022) jika ingin menggenjot besarnya rasio kepemilikan mobil maka tingkat pendapatan perkapita harus digenjot.
“Caranya pelibatan masyarakat dalam kegiatan ekonomi produktif harus ditingkatkan, sehingga daya beli naik dan pembeli mobil bukan orang itu-itu saja,” jelas dia.
Data Bank Dunia yang dikutip Mobilitas, Sabtu (5/8/2022) menunjukkan hingga kuartal I 2021 PDB per kapitas Singapura US$59.797, Brunei Darussalam US$27.466, Malaysia US$10.401, Thailand US$7.189, dan Indonesia US$3.869.
Filipina US$ 3.298, Vietnam US$2.785, Laos US$2.630, Kamboja US$1.512, serta Myanmar US 1.400 (Swe/Aa)
Mengawali kiprah di dunia jurnalistik sebagai stringer di sebuah kantor berita asing. Kemudian bergabung dengan media di bawah grup TEMPO Intimedia dan Detik.com. Sejak 2021 bergabung dengan Mobilitas.id