Bisnis

Kini Ada 212.409 Bus di RI, Permintaan Unit Baru Masih Tinggi

×

Kini Ada 212.409 Bus di RI, Permintaan Unit Baru Masih Tinggi

Share this article
Ilustrasi, bus Non Ekonomi milik PO Sumex 97 - dok.HMSI

Jakarta, Mobilitas – Perusahaan Otobus (PO) Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) yang membuka trayek baru.

Seperti diungkap Sekretaris Jenderal Organisasi Angkutan Darat (Organda) Ateng Aryono, minat masyarakat untuk menggunakan bus sebagai sarana transportasi antar kota masih tinggi.

“Salah satu keunggulan angkutan bus dibanding moda lainnya – seperti kereta api, pesawat terbang, dan kapal – penumpang bisa turun di titik terdekat dekat dari kota tujuannya,” papar Ateng saat dihubungi Mobilitas di Jakarta, Selasa (4/9/2022).

Terlebih, membaiknya infrastruktur jalan tol, menjadikan layanan bus semakin membaik. Di sisi lain, PO juga menyajikan banyak pilihan layanan mulai dari bus biasa, hingga double decker.

“Kelas layanannya pun bervariasi. Tampilan, kelengkapan, maupun fitur bus yang digunakan juga semakin beragam. Ini tentu juga menjadi daya tarik tersendiri,” jelas Ateng.

Bus baru garapan karoseri Tentrem yang dipamerkan di GIIAS 2022 – dok.Mobilitas

Seiring besarnya potensi pasar bus, penjualan sasis bus pun merangkak naik. Data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) yang dikutip Mobilitas, Selasa (4/10 /2022) menunjukkan di Januari – Agustus, 1.474 sasis bus terjual ke diler (wholesales) dan 1.461 unit ke konsumen (ritel). Keduanya meroket hampir 100% dibanding periode 2021.

Sementara, data Korlantas Polri memperlihatkan, hingga Juni tahun ini total jumlah bus di Tanah Air 212.409 unit. Jumlah ini terdiri dari bus besar dan menengah milik PO, hingga bus kecil milik lembaga pemerintah maupun swasta.

Namun, tidak semua bus itu disebut tidak semuanya dioperasikan karena faktor usia. Meski, di saat yang asama ada tambahan unit baru, baik untuk penggantian unit lama atau peremajaan maupun armada baru di trayek baru.

“Ini sekaligus menjadi indikasi bahwa pasar angkutan bus masih terus berkembang,” tandas Ateng. (Swe/Aa)