Jakarta, Mobilitas – PT Toyota Astra Motor (TAM) meluncurkan All New Vios atau Vios generasi keempat yang diproduksi di Thailand.
Soal asal unit dari Thailand itu diakui oleh Marketing Director PT TAM, Anton Jimmi Suwandy saat Media Gathering secara virtual di Jakarta, Rabu (12/10/2022). Dia mengakui ada pemindahan proses produksi dari pabrik milik PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) di Karawang, Indonesia, ke Thailand.
“Karena memang ada peningkatan produksi di PT TMMIN khususnya (Toyota) Veloz, jadi Velos baru mendapatkan peningkatan yang cukup tinggi baik domestik maupun ekspor,” ungkap Anton.
Direktur Hubungan Eksternal TMMIN, Bob Azam juga mengakui adanya pemindahan proses produksi Vios ke Negeri Gajah Putih itu. Meski tak disebutkan Bob Azam, namun faktanya, pemindahan proses produksi (atau lebih tepatnya) pengembalian proses produksi ke Thailand tersebut sekaligus mengakhiri proses produksi di Indonesia.
Menurut dia, hal itu merupakan bagian dari strategi Toyota Motor Corporation dalam menjalankan bisnis terutama untuk memenuhi permintaan konsumen. “Tentu ini mempertimbangkan berbagai faktor saat menentukan produksi maupun pengembangan model-model baru. Karena sistem produksi global Toyota itu terintegrasi, fleksibel, efisien, dan optimal,” papar dia saat dihubungi di Jakarta, Rabu (12/10/2022).
Sementara itu, seorang petinggi Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) yang dihubungi Mobilitas di Jakarta, Rabu (12/10/2022) menyebut pemindahan tempat produksi mobil milik pabrikan merupakan hal yang lumrah. Pasalnya, kebijakan seperti itu tentu dilandasi alasan yang rasional berdasar fakta.
“Itu tidak hanya terjadi di Toyota saja, merek-merek lain juga banyak yang melakukan seperti itu. Terlebih jika kinerja penjualannya tidak memenuhi skala ekonomi, tidak sebanding dengan biaya produksi,” papar dia.
Faktanya, penjualan Toyota Vios yang mulai masuk di Indonesia pada 2003 dan mulai diproduksi di lokal pada 2013 itu terus menurun.
Berikut data penjualan Vios ke diler (wholesales) dari 2003 hingga 2022:
2003: 7.074 unit
2004: 7.906 unit
2005: 4.244 unit
2006: 2.310 unit
2007: 5.074 unit
2008: 6.098 unit
2009: 2.722 unit
2010: 4.305 unit
2011: 2.525 unit
2012: 3.122 unit
2013: 3.115 unit
2014: 2.216 unit
2015: 1.414 unit
2016: 1.077 unit
2017: 746 unit
2018: 703 unit
2019: 502 unit
2020: 309 unit
2021: 1.243 unit (terdongkrak diskon tarif PPnBM)
2022: 151 unit (Januari – Agustus)
Sumber: Gaikindo, 2022. (Fat/Swe/Aa)