Jakarta, Mobilitas – Meningkatnya mobilitas masyarakat seiring berkembangnya wilayah dan ekonomi menjadi pemicu.
Data penjualan di Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) yang dikutip Mobilitas, Jumat (28/10/2022) menunjukkan, sepanjang Januari – September tahun ini, total sasis bus yang terjual ke diler (wholesales) mencapai 1.778 unit. Jumlah itu meroket 108% dibanding wholesales selama sembilan bulan pertama 2021.
Pada saat yang sama, total penjualan ke konsumen (ritel) mencapai 1.774 unit. Fakta baru ini memperlihatkan, di tahun ini tren penjualan bus di Tanah Air terus meningkat.
Sebab delapan bulan sebelumnya, atau sepanjang Januari – Agustus total wholesales bus sebanyak 1.474 unit. Sementara penjualan ritelnya mencapai 1.461 unit.
Jumlah tersebut meningkat dibanding delapan bulan di 2021. Sebab, di saat itu wholesales bus masih sebanyak 1.188 unit, dan penjualan ritelnya 1.174 unit.
Menariknya, total wholesales selama delapan bulan pertama itu telah meroket dibanding wholesales selama kurun waktu yang sama di 2021, yang sebanyak 597. Adapun penjualan ritelnya meroket 99,3% dibanding periode sama 2021, yang sebanyak 589 unit.
Sekretaris Jenderal Organisasi Angkutan Darat (Organda) Ateng Aryono, saat dihubungi Mobilitas di Jakarta, Kamis (27/10/2022) menyebut, permintaan bus baru oleh PO (perusahaan otobus) itu selain untuk peremajaan unit, juga untuk arnada di trayek baru. Dengan kata lain, permintaan terjadi karena pasar yang berkembang.
“Perkembangan pasar jasa angkutan dipicu oleh meningkatnya mobilitas masyarakat sejalan dengan perkembangan wilayah maupun ekonomi. Orang bepergian untuk berbagai kepentingan, mulai dari dalam rangka bisnis, hingga sosial seperti berkunjung ke keluarga maupun berwisata. Semua itu terjadi karena ekonomi yang membaik. Apalagi infrastruktur semakin bagus,” kata Ateng. (Din/Aa)