Jakarta, Mobilitas – Nama pabrikan mobil asal Baoding, Republik Rakyat Cina (Cina) – Great Wall Motors (GMW) – semakin nyaring terdengar di telinga masyarakat kawasan regional Asia Tenggara (Asean) seiring dengan semakin gencarnya kehadiran produk dan pendirian pabrik merek itu.
Setelah tahun 2013 mendirikan pabrik di Malaysia, kemudian masuk ke Thailand dan Brunei Darussalam, lalu Indonesia menjadi target selanjutnya
Seperti dilaporkan The Asia Business Channel, belum lama ini, pabrikan yang didirikan pada tahun 1984 itu tercatat telah mendirikan pabrik di Malaysia – yakni Go Auto Manufacturing Sdn. Bhd. – yang berada di Gurun, Kedah, pada tahun 2013.
“Namun, seiring terus berkembanganya pasar otomotif di wilayah Asean, GWM ingin memperluas wilayah yang menjadi target bidikannya sekaligus pabrik yang representatif untuk mendukung rencana itu. Karena harga yang lebih miring dibanding para pesaing tetapi kualitas yang tak kalah, tetap menjadi amunisi andalan. Berpenduduk sekitar 500 juta jiwa, Asia Tenggara adalah adalah kawasan regional dengan prospek ekonomi yang menjanjikan,” papar analis industri di bursa saham Hang Seng Hongkong, Robin Lee.
Lantaran itulah pabrikan ini melirik Thailand sebagai basis produksi mobilnya, dan sejak tahun 2013 mulai menggelontorkan investasi. Impian GWM untuk memiliki pabrik sendiri terwujud ketika berhasil membeli pabrik milik General Motors di Rayong, Thailand.
Proses itu kelar akhir tahun 2020, dan mulai dioperasikan kuartal ketiga 2021 lalu. GWM pun langsung tancap gas memacu penjualannya.
Mengincar RI
Namun sebelum itu, GWM telah membombardir pasar Thailand dengan SUV plus pikap Haval dan mobil listrik mungil Ora Good Cat. Bahkan sejak 16 Agustus tahun itu, GMW juga mulai menggempur Brunei Darussalam dengan SUV Haval 6.
Kini, GWM disebut tengah menunggu waktu yang tepat untuk “menggempur” pasar Indonesia. Selain itu, pabrikan juga menimang-nimbang model yang bakal digelontorkan pertama untuk pasar Indonesia.
“Tetapi sepertinya, Great Wall Motors akan melakukan strategi seperti yang dilakukan oleh pabrikan asal Cina lainnya yaitu Morris Garage (MG yang dimiliki oleh SAIC Motors) yang mengimpor produk dari Thailand dengan memanfaatkan skema bebas tarif impor dalam kerangka perjanjian kerjasama perdagangan bebas (AFTA). Karena di Thailand MG sudah punya pabrik yang dibangun bersama konglomerat Thailand, Charoen Pokphand,” kata sumber di Kementerian Perindustrian Indonesia saat dihubungi Mobilitas di Jakarta, Jumat (7/1/2022).
Menurut dia, hingga saat ini belum ada sinyal GWM membangun pabrik di Indonesia. Padahal, beberpa waktu lalu santer tersiar kabar pabrikan itu telah mendaftarkan beberapa produknya ke Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) Kementerian Hukum dan HAM Indonesia, antara lain model Wey Tank dan beberapa model Haval, serta Ora Cat.
“Indonesia dibidik karena memiliki potensi yang besar. Secara demografi Indonesia punya 274 juta jiwa penduduk. Rasio kepemilikan mobil masih 99 : 1.000 orang. Prospek ekonomi Indonesia juga menjanjikan karena melimpahnya sumber daya alam,” tandas dia.
Sebelumnya, Menteri Perindustrian Thailand, Suriya Jungrungreangkit, yang dilansir Bangkok Post belum lama ini. Dia mengatakan, GMW telah memastikan Thailand tetap menjadi pusat produksi kendaraannya untuk Asia (khususnya Asia Tenggara) dalam jangka panjang.
“Sekitar 50% dari produksi Great Wall ditujukan untuk pasar ekspor. Kementerian mengharapkan Great Wall mulai berproduksi pada kuartal pertama tahun 2022 dan mengekspornya,” ujar Suriya.
Sementara di pasar global sepanjang tahun 2021 kemarin, kinerja penjualan GWM makin moncer. Seperti dilaporkan China Daily, Kamis (6/1/2022) sepanjang tahun itu pabrikan ini berhasil melego mobil buatannya sebanyak 1,28 juta unit.
Jumlah itu naik 15,2% dibanding penjualan di tahun 2020. SUV Haval tercatat sebagai mobil terlaris dengan total penjualan 770.000 unit. (Jrr/Aa)
