Milan, Mobilitas – Publik di berbagai belahan dunia kini tengah disibukkan oleh pembicaraan bertopik hangat “kendaraan listrik” karena disebut-sebut sebagai kendaraan masa depan yang kehadirannya menjadi sebuah keniscayaan. Planet bumi yang kini terselimuti pekan polusi akibat gas buang kendaraan dan terancam kelestariannya, hingga sumber bahan bakar minyak minyak sudah langka menjadi alasannya.
Namun, ternyata tak banyak yang mengetahui sejarah penemuan komponen utama kendaraan listrik – yakni baterai – meski kendaraan listrik, bakal atau bahkan sudah mereka gunakan. Apalagi mengenal dan mengetahui siapa sebenarnya penemu komponen yang paling mahal itu.
Berbagai sumber literatur dunia tentang sejarah teknologi telah memperlihatkan, penemu baterai listrik itu adalah seorang fisikawan berdarah bangsawan asal Italia bergelar Duke of Milan. Dia adalah Alessandro Giuseppe Antonio Anastasio Gerolamo Umberto Volta atau orang memanggilnya sebagai Alessandro Volta.
Dia lahir di Como, Milan, pada 18 Februari 1745 dari pasangan Fillipo Volta seorang pria yang memiliki garis keturunan bangsawan Italia dengan Donna Maddalena, salah satu perempuan dari keluarga Inzaghi. Sejak kecil, Alessandro telah menunjukkan kecerdasannya.
Dalam pergaulan teman-teman sebanyaknya, dia terlihat menonjol terutama saat menjelaskan berbagai hal yang ditemui selama melakukan permainan layaknya bocah. Bahkan, di rumah dia dikenal suka “mengusili’ setiap barang milik keluarga yang dianggapnya menimbulkan teka-teki yang perlu diketahui karena baginya menyimpan misteri.
Sosok cerdas
Tak jarang, Alessandro kecil kerap mendapatkan amarah dari sang ayah atau ibunya karena membongkar berbagai barang tanpa seizin mereka. Meski, pada akhirnya Alessandro mampu mengembalikan kondisi barang itu seperti sediakala.
Sejak keciil dia memang fenomenal. Kercerdasannya semakin terlihat ketika dia memasuki sekolah menengah atas dan akademi teknik di Royal School of Como. Kecemerlangan berpikir, ide, dan kemauan kerasnya dalam menguak misteri berbagai hal menjadikan guru dan teman-temannya kagum padanya.
Karena kecerdasan dan kepintarannya, pada tahun 1774 atau saat usianya baru 29 tahun, Royal School of Como mengangkatnya sebagai seorang profesor fisika.Sejak itu pula kegiatan eksperimen yang dilakukannya semakin menjadi.
Singkat cerita, tahun 1775, Alessandro yang bekerja untuk memperbaiki perangkat bernama elektroporus yang menemukan fakta baru tentang listrik statis alias listrik yang tidak mengalir (diam) dan perpindahan arusnya terbatas.
Dia pun semakin intensif melakukan penelitian. Hingga pada tahun berikutnya atau pada tahun 1776, Alessandro membuat kemajuan penemuannya yakni menemukan dan mengisolasi gas metana untuk menghasilkan arus listrik yang lebih besar dan bisa disimpan sebagai listrik statis.
Cikal bakal sebuah baterai listrik pun telah ditemukannya. Dan penemuan ini membuatnya “semakin gila” dalam melakukan penemuan. Hingga, pada tahun 1779, Universitas Pavia mendapuknya sebagai Kepala Bidang Fisika.
Napoleon terpana
Penemuan Alessandro bahkan membuat pemimpin Prancis – kala itu – Napoleon Bonaparte penasaran. Dia pun diminta mendemonstrasikan penemuannya itu di hadapan pria yang dinobatkan sebagai Kaisar Prancis itu, pada tahun 1801.
Dan ternyata dia berhasil dan membuat Napoleon berdecak kagum. Walhasil, dia dia dianugerahi medali emas dan menjadi senator untuk Kerajaan Lombardi.
Pria ini meninggal dunia pada 5 Maret 1827 di di Lombardi, Venesia, Italia. Namanya, terpampang di daftar fisikawan sohor yang diakui dunia dan warisannya dikenang di dekat kampung halamannya dalam sebuah museum di tepi Danau Como. (Arf/Berbagai sumber)