Jakarta, Mobilitas – Memasuki bulan November intensitas curah hujan di Indonesia kian meninggi, yang tak mustahil juga diikuti genangan dan gelontoran air alias banjir. Perlu kehati-hatian dan kecermatan ekstra dalam berkendara di kala kondisi cuaca yang cepat berganti seperti saat ini.
Tak terkecuali di jalan bebas hambatan alias jalan tol. Karena tak sedikit orang yang terlena saat menggeber mobil di lintasan jalan berbayar itu, karena menganggap lintasan yang mulus dan tanpa ada perlintasan memberikan sensasi tersendiri, bahkan di kala hujan mengguyur sekali pun.
“Jika cara seperti itu dilakukan, sangat-sangat berbahaya. Karena kondisi hujan merupakan perubahan cuaca, tanpa disadari berpengaruh terhadap kondisi kesatbilan kendaraan. Sebab, baik di mobil maupun di permukaan lintasan jalan tol juga mengalami perubahan karakter seiring dengan perubahan suhu sekeliling akibat guyuran air hujan. Selain itu, di kala hujan mengguyur visibilitas atau pandangan penfemudi terhadap keseliling mobil juga terganggu,” ungkap Founder and Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC), Jusri Pulubuhu, saat dihubungi Mobilitas, di Jakarta, Kamis (4/11/2021).
Oleh karena itu, Jusri mewanti-wanti agar pemilik atau pengemudi mobil melakukan persiapan sebelum melakukan perjalanan. Memastikan kondisi sistem pengereman benar-benar prima, kondisi ukiran telapak ban masih di batas layak, tekanan angin ban sesuai standar pabrikan, hingga wiper dan pendukungnya seperti air washer di reservoir dalam posisi layak dan aman.
Trik mengemudi
Sementara, untuk teknik mengemudi di jalan tol di saat hujan, Jusrri memberikan tips seperti berikut ini:
Pertama, patuhi batas kecepatan di jalan tol. Bila perlu menyesuaikan dengan keadaan yakni mengurnagi kecepatan pada tingkat yang minimal (60 kilometer per jam atau kurang, tergantung situasi dan kondisi keapadatan kendaraan). Pasalnya, lanjut Jusri, permukaan lintasan jalan tol pasti licin.
“Sehingga, daya cengkeram ban terhadap jalan pada saat kondisi hujan juga akan berkurang, Apalagi, di saat terjadai perubahan suhu karena bergantinya cuaca dari terang ke basah dan dingin, juga berpengaruh terhadap kestabilan kendaraan,” ujar dia.
Kedua, jaga jarak aman dengan kendaraan yang berada di depan. Untuk mengukur jarak aman, pengemudi setidaknya bisa mengira-ngira apakah akan mampu melakukan pengereman jika mobil yang berada di depan bermanuver pindah jalur atau tiba-tiba melambat.
Jarak itu paling tidak 100 meter atau kira-kira dibutuhkan waktu tiga detik untuk melakukan pengereman yang mendadak. Ingat, di saat kondisi linatasan basah, pengereman hingga benar-benar sempurna membutuhkan waktu yang agak lama. Karena selain respons pengemudi berkurang akibat terganggunya jarak pandang, juga dikarenakan traksi ban yang berkurang.
“Karena prinsipnya, jangan melakukan pengereman mendadak jika benar-benar tidak perlu atau urgen sekali. Karena mengerem mendadak akan menyebabkan mobil melintir atau tergelincir,” terang Jusri.
Ketiga, tetap di lajur kiri dan hindari menyalakan lampu hazard. Dengan laju kecepatan yang minimal demi keamanan, sebaiknya tetap berada di lajur lintasan sebelah kiri. Sebab, lajur bagian kanan hanya digunakan untuk menaylip atau mendahului kendaraan lain.
“Dan jangan menyalakan lampu hazard. Sebab, dengan lampu hazard menyala berkedip-kedip, selain membuat silau pengemudi kendaraan lain sehingga memecah konsentrasi, juga menjadikan pengemudi lain bingung dengan posisi kita, ketika kita hendak menyalip atau bermanuver,” jelas Jusri.
Keempat, hindari menerabas bahu jalan dan tak melibas genangan air. Menggunakan bahu jalan untuk melintas memiliki potensi risiko yang tinggi, terlebih di saat hujan. Sebab, bahu jalan merupakan area yang digunakan untuk berhenti bagi kendaraan yang mengalami gangguan atau kondisi darurat.
“Sehingga, saat pandangan kita terhalang air hujan dan menerabas bahu jalan, tiba-tiba ada kendaraan yang berhenti karena kondisi dadrurat, maka risiko buruk pun terjadi. Untuk mengerem juga tak semudah ketika lintasan kering. Hindari juga genangan air, karena genangan akan membuat kestabilan mobil terganggu,” ucap Justri.
Kelima, tetap berkonsentrasi. Jangan sesekali memikirkan hal-hal lain yang akhirnya membuai pikiran terpecah dan tak konsentrasi terhadap kondisi yang tengah dihadapi, yakni jalan dan kendaraan lain di jalan tol. Jika merasa lelah dan mengantuk, sebaiknya mencari rest area dan beristirahat. (Jrr/Aa)