Mobility

AS akan Larang Mobil Pintar Pakai Software dan Hardware asal Cina, Ini Alasannya

×

AS akan Larang Mobil Pintar Pakai Software dan Hardware asal Cina, Ini Alasannya

Share this article
Ilustrasi, Teknologi Mobil terkoneksi dengan basis internet - dok.Istimewa via PYMTS.com

Washington, Mobilitas – Larangan tersebut didasari pertimbangan untuk mencegah kemungkinan terjadinya pengumpulan data-data melalui pengguna mobil terkoneksi (mobil pintar dengan fitur berbasis internet) dan mobil berfitur swakemudi (bisa melaju tanpa kendali supir).

Laporan Aljazeera, Detroit Bureau News, dan Reuters yang dikutip Mobilitas di Jakarta, Selasa (24/9/2024) menyebut usulan larangan itu akan dilayangkan Departemen Perdagangan Amerika Serikat (AS). Larangan ini akan berlaku semua mobil merek dari manapun asalnya yang dijual di negeri adidaya tersebut.

“Regulator Amerika Serikat khawatir akan terjadi pengumpulan data-data yang mungkin dilakukan perusahaan-perusahaan dari Cina dengan menggunakan fitur itu (mobil terkoneksi melalui smartphone) dan fitur pmengemudi otomotis (swakemudi) dari mobil yang digunakan masyarakat,” tulis media tersebut mengutip sumber-sumber di Departemen Perdagangan.

Sebelumnya, pada Mei lalu, Menteri Perdagangan AS Gina Raimondo menegaskan keprihatinan pemerintah terhadap banyaknya mobil yang beredar di Negeri Paman Sam itu menggunakan perangkat lunak (software) dan perangkat keras (perangkat keras0 asal Cina.

“Kita bisa bayangkan apa jadinya jika jutaan mobil yang menggunakan perangkat itu (software), kemudian dimatikan perangkat lunaknya,” kata Gina.

Menteri Perdagangan AS, Gina Raimondo – dok.Istimewa via NY1

Usulan ini dilayangkan Departemen Perdagangan AS pada Senin (23/9/2024) dan masyarakat mempunyai waktu 30 hari untuk menanggapinya. Jika disetujui maka larangan penggunaan perangkat lunak dari Cina dapat diberlakukan pada kendaraan model 202.

Sedangkan penggunaan perangkat keras asal Negeri Tirai Bambu itu bisa diberlakukan pada Januari 2029 atau untuk model tahun 2030. Namun, kebijakan ini – meski belum secara resmi ditanggapi – telah menjadikan sejumlah pabrikan berpikir keras menyikapinya.

Organisasi perdagangan yang didalamnya terdapat wakil pabrikan seperti General Motors (GM), Toyota, Volkswagen, Hyundai, dan beberapa lainnya menyatakan pabrikan akan perlu waktu untuk melakukan perubahan perangkat lunak maupun keras yang ada di mobil produknya. Perangkat itu juga ada yang berasal dari Cina.

Larangan ini terjadi beberapa bulan setelah Presiden Joe Biden yang pada Februari lalu memerintahkan dilakukan penyelidikan terhadap teknologi otomotif asal Cina, dengan alasan demi keamanan nasional.

“Cina bisa membanjiri pasar kita dengan mobil-mobilnya, yang menimbulkan risiko bagi keamanan nasional kita. Saya tidak akan membiarkan hal itu terjadi,” tandas Biden kala itu. (Anp/Aa)