Tangerang, Mobilitas – Oli atau pelumas transmisi merupakan “nyawa” bagi transmisi mobil matik, sehingga jika telah aus atau kondisinya rusak maka terganggu pula sistem transmisi.
Mengingat begitu pentingnya fungsi dan peran oli transmisi itulah, Service Advisor Aloha Motor Subur Sumedi mengingatkan agar pemilik mobil tidak menunda-nunda pergantian oli transmisi jika saat atau jadwal penggantian tiba.
“Masalahnya, banyak sekali pemilik mobil yang tidak paham soal jadwal penggantian. Umumnya, mereka hanya melihat tulisan di kartu tanda penggantian oli transmisi sebelumnya. Karena di kartu tersebut disebutkan kapan saatnya penggantian selanjutnya harus dilakukan,” papar Subur saat ditemui Mobilitas, di Batu Ceper, Kota Tangerang, Jumat (27/10/2023).
Padahal, jadwal tersebut umumnya mengacu pada kondisi ideal, atau dengan asumsi mobil dipakai secara normal. Sementara, jika mobil setiap hari dipakai untuk menempuh perjalanan jarak jauh, maka jadwal penggantian semestinya juga lebih cepat.
Secara teori, jika mobil digunakan saban hari untuk menemuh jarak jauh, maka penggantian harus dilakukan saban tahun. Jika intensitas penggunaan jarang atau sedang, bisa dua atau tiga tahun.
“Secara teori disarankan untuk mengganti oli transmisi setiap mobil telah berjalan sejauh 15.000 kilometer. Jika mencapai 50.000 kilometer harus disertai kuras, baru diganti oli baru,” kata Subur.
Tetapi, patokan tersebut tidaklah mutlak. Sebab, cara pemakaian mobil, kondisi lingkungan di sekitar mobil, serta kondisi komponen-komponen transmisi yang ada juga berpengaruh besar terhadap tingkat keausan olinya.
Oleh karena itu, Subur memberikan saran agar pemilik atau pengguna mencermati tiga tanda yang mengindikasikan oli transmisi mobil matik harus diganti. Pertama, jika muncul bunyi keras “seperti “jeduk” ketika Anda memindah tuas transmisi dari posisi D ke R atau sebaliknya.
Kedua, lampu indikator di cluster meter menyala. Hal ini menandakan adanya yang tidak beres pada mesin mobil, khususnya bagian transmisi.
Ketiga, jika tuas transmisi berat saat dipindah. Hal ini menjadi pertanda, pelumas atau oli transmisi telah aus sehingga tidak optimal atau maksimal memberi dorongan hidrolis.
“Penggantian oli akan lebih bagus, jika sebelum diganti oli baru, dilakukan pengurasan terlebih dahulu. Karena ini akan membersihkan kotoran pada selenoid transmisi,” imbuh Subur. (Jrr/Aa)