Ilustrasi, pewasat terbang Boeing 737 - dok.AFP

Boeing Sebut Asean Butuh 4.400 Pesawat Baru, Ini Pemicunya

Arif Arianto
2 Min Read

Seattle, Mobilitas – Produsen pesawat terbang asal Seattle, Amerika Serikat – The Boeing Company – memperkirakan dalam 20 tahun ke depan atau di tahun 2039 maskapai penerbangan di Asia Tenggara (Asean) membutuhkan 4.400 unit pesawat baru. Nilainya mencapai US$ 700 miliar.

Hal itu diungkap Vice President of Commercial Marketing Boeing, Darren Hulst, dalam Commercial Market Outlook Boeing 2020 yang dilansir laman resmi perusahaan belum lama ini. Menurut Hulst, tren perjalanan orang di kawasan regional ini akan meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk berpendapatan menengah dan pengeluaran pribadi.

“Penggerak pertumbuhan fundamental ekonomi Asia Tenggara tetap kuat. Perekonomian kawasan ini telah tumbuh hingga 70% pada dekade terakhir, mendorong peningkatan tren perjalanan,” ungkap Hulst.

Kursi kelas eksekutif di pesawat Boeing – dok.Business Traveller

Dengan fakta-fakta tersebut, Boeing memprediksi operator penerbangan di kawasan Asean ini akan memerlukan lebih dari 3.500 pesawat terbang single-aisle hingga tahun 2039. Pesawat varian 737 ini akan banyak dimint karena berbiaya rendah.

Adapun pesawat twin-aisle seperti pesawat 777X dan 787 Dreamliner, menurut dia, akan tetap menjadi fondasi industri penerbangan di Asia Tenggara. Menurutnya, satu dari empat pesawat lorong ganda (twin aisle) akan dikirimkan ke kawasan Asia Pasifik,

“Dan yang terbanyak ke maskapai penerbangan yang beroperasi di Asia Tenggara,” ujar Hulst.

Pesawat Boeing 737 -800 milik Singapore Airlines – dok.Mainly Miles

Penerbangan di domestik dan regional di antara negara-negara Asia Tenggara diyakini akan menopang pemulihan industri ini pasca pandemi. Bahkan, pasar intra Asia Tenggara juga disebut akan menjadi yang terbesar kelima di dunia pada 2039. (Jap/Aa)

Share This Article