Brasilia, Mobilitas – Kementerian Kehakiman Brasil pada 20 Desember 2024 mengirimkan permintaan kepada Kementerian Luar Negeri untuk menangguhkan atau menghentikan sementara penerbitan visa bagi pabrikan mobil listrik Build Your Dreams (BYD).
Laporan Reuters yang dikutip Mobilitas di Jakarta, Minggu (29/12/2024) menyebut sumber yang mengetahui komunikasi itu mengatakan permintaan itu dilayangkan tiga hari sebelum temuan otoritas ketenagakerjaan Brasil (yang mengatakan ada perdagangan manusia untuk bekerja dalam proyek pembangunan pabrik di Brasil) dipublikasikan.
“Perintah tersebut kemudian diteruskan ke kedutaan besar Brasil di Beijing,’ ujar sang sumber.
Kemudian, dalam pernyataan terpisah pada hari Jumat (27/12/2024) Kementerian Kehakiman Negeri Samba itu mengatakan jika kejanggalan yang ditemukan oleh jaksa penuntut di pabrik BYD (ada indikasi praktik perbudakan) dikonfirmasi, maka mereka akan mencabut izin tinggal yang telah dikeluarkan untuk pekerja asal Republik Rakyat Cina tersebut.
Sementara itu, laporan Associated Press dan kantor berita Agence France-Presse (AFP) yang disitat Mobilitas menyebut informasi yang lebih lugas. “Brasil telah berhenti mengeluarkan visa kerja sementara untuk BYD, Kementerian Luar Negeri Brasil mengatakan hal itu pada hari Jumat (27/12/2024). Ini menyusul tuduhan bahwa beberapa pekerja di lokasi milik produsen kendaraan listrik Cina tersebut telah menjadi korban perdagangan manusia,” tulis keduanya.
Dua media kondang itu mengatakan pernyataan Kementerian Luar Negeri Brasil disiarkan beberapa hari setelah otoritas ketenagakerjaan mengatakan mereka menemukan 163 pekerja Cina yang telah dibawa ke Brasil secara tidak sah. Bahkan mereka dalam kondisi “seperti perbudakan” di lokasi pembangunan pabrik BYD di negara bagian Bahia di timur laut.
Otoritas ketenagakerjaan itu menyebut para pekerja ini dipekerjakan oleh kontraktor Jinjiang Group, yang telah membantah melakukan praktik seperti itu. Otoritas juga mengatakan para pekerja tersebut adalah korban perdagangan manusia, dan menambahkan bahwa mereka telah memasuki Brasil dengan visa kerja sementara.
Laporan Reuters menyatakan dalam sebuah unggahan media sosial pada hari Kamis (26/12/2024), yang diunggah ulang oleh juru bicara BYD, Jinjiang Group menolak tuduhan otoritas Brasil tentang kondisi kerja di lokasi Bahia. Kontraktor itu mengatakan penggambaran pekerja sebagai “diperbudak” tidak akurat dan telah terjadi kesalahpahaman penerjemahan.
BYD dan Jinjiang Group telah sepakat untuk membantu dan menampung 163 pekerja di hotel hingga kesepakatan untuk mengakhiri kontrak mereka tercapai. (Jrr/Aa)