Tokyo, Mobilitas – Setelah sebelumnya dua anak perusahaannya, yakni Hino dan Daihatsu, terbukti melakukan tindakan curang terakit dengan uji mesin dan aspek keamanan mobil, kini Toyota terbelit skandal uji mesin dalam rangka sertifikasi produknya.
Terkait dengan rangkaian skandal yang terjadi itu, Kementerian Transportasi Jepang mempertimbangkan pemberian sanksi administratif. Laporan Japan Times yang dikutip Mobilitas di Jakarta, Kamis (1/2/2024) Kementerian tengah menimbang kemungkinan dicabutnya sertifikat produksi massal mobil Toyota itu.
“Kami akan melakukan penyelidikan secara menyeluruh terhadap masalah (skandal) ini. Termasuk dari perspektif apakah ada kemungkinan masalah yang terkait dengan tata kelola perusahaan,” bunyi pernyataan Kementerian Transportasi.
Sebelumnya, Toyota telah mengakui adanya praktik kecurangan tersebut, setelah komite investigasi telah ditemukan adanya penyimpangan dari aturan sertifikasi dalam uji mesin diesel yang diproduksi Toyota Industries Corporation (TICO). Seperti diketahui, TICO merupakan perusahaan berafifiliasi ke TMC yang ditugasi mengembangkan mesin diesel Toyota.
“Ditemukan kejanggalan pada pengujian output horsepower mesin untuk sertifikasi tiga model mesin diesel. Selama pengujian itu kinerja output horsepower diukur dengan menggunakan ECU (Electronic Control Unit) yang berperangkat lunak berbeda dengan yang digunakan untuk melakukan uji model yang diproduksi massal. Sehingga, hasil uji untuk mesin yang sertifikasi itu lebih bagus, halus dengan variasi yang minim,” bunyi pernyataan Toyota yang dirilis laman resmi Global Toyota.
Mesin yang terindikasi terkait dengan penyimpangan proses uji sertifikasi itu digunakan sedikitnya oleh sepuluh model mobil. Mereka antara lain Toyota HiAce, Toyota Fortuner, Toyota Innova, Toyota Hilux, Toyota Land Cruiser 300, serta Lexus LX500D.
Menyikapi terbuktinya kecurangan itu, Chairman Toyota Motor Akio Toyoda menyatakan permintaan maaf dari perusahaan yang dipimpinnya. Dia menegaskan akan melakukan refornasi grup perusahaan.
“Saya sebagai orang yang bertanggung jawab atas grup (Toyota) ini, akan memimpin upaya transformasi grup perusahaan ini. Saya harus menunjukkan arah yang harus dituju perusahaan dan menciptakan tempat bagi generasi berikutnya untuk kembali ke jalur yang benar,” tandas dia. (Din/Aa)