Tangerang, Mobilitas – Sistem pendinginan mesin dengan raditor banyak digunakan oleh pabrikan sepeda motor untuk beragam model yang dibuatnya. Perangkat ini terbukti cukup ampuh untuk mendinginkan mesin selama motor digeber pengguna bahkan hingga ratusan kilometer jauhnya.
Namun, tak sedikit – seiring dengan pemakaian atau bertambahnya usia motor – sejumlah masalah muncil pada radiatir kendaraan bermotor beroda dua tersebut. Salah satu masalah yang kerap muncul adalah, cairannya yang cepat habis. Meski, radiator baru beberapa hari dikurasi dan diisi cairan baru.
“Permasalahan ini secara umum bisa disimpulkan karena adanya kebocoran di salah satu atau lebih komponen dalam sistem pendirinan tersebut. Mulai dari kisisi, hingga tutup radiator bisa dan berpotensi menimbulkan kebocoran,” ujar pemilik bengkel dan penyedia cairan radiator Panama Motor, Cipondoh, Tangerang, Jajang Syafiudin, saat ditemui Mobilitas, Rabu (3/11/2021).
Kemungkinan pertama ada kebocoran pada kisi-kisi. Menurut Jajang, kisi-kisi radiator yang berbahan dari alumunium tipis – karena lokasi penempatannya di bagian depan – sangat rawan bocor karena diterpa atau tertimpa benda keras. Misalnya, ketika motor melaju kencang di jalanan yang banyak kerikil atau benda-benda padat berukuran kecil.
“Atau bisa saja, benda-benda padat itu terpental karena ada kendaraan lain seperti mobil atau motor yang melaju kencang dan melindas sebagian dari benda itu. Lalu mengenai kisi-kisi raditor motor kita, dan menimbulkan kebocoran padanya,” jelas Jajang.
Kedua, karena kebocoran pada selang. Biasanya, selang bocor karena faktor usia atau telah aus. Tetapi, selang yang berbahan dari karet yang didalamnya terdapat rajutan benang, juga rawan bocor halus karena cara penempatannya yang salah, misalnya terkekuk tidak semestinya, yang lama kelamaan membuatnya bocor.
“Atau, kobocoran terjadi pada sambungan antara selang dengan bagian lubang di blok mesin. Sebab, umumnya sambungan ini diikat atau dikencangkan dengan klem berupa kawat atau lempengan logam pipih yang melinkarinya. Nah, kalau klem itu kendor bisa jadi, menjadi penyebab kebocoran,” kata Cecep.
Kemungkinan ketiga adalah, ada masalah di area pompa radior. Pompa yang berupa pompa mekanis ini bekerja dengan dorongan putaran dari mesin. Dan pada bagian sambungannya menggunakan seal karet.
Jika seal tersebut sudah aus maka kebocoran pun tak terelakkan. Jika benar seal sudah rusak dan ada rembesan, segera ganti dengan yang baru.
Keempat, kebcoran pada tutup radiator. Pada bagian dalam atau di balik tutup radiator terdapat seal karet. Jika seal ini sudah melar atau kendur, maka kemungkinan terjadi kebocoran air radiator juga besar.
Umumnya, sebut Cecep, kebocoran ini tidak selalu berupa semburan atau luberan air, tetapi bisa berupa uap. Karena pada saat mesin motor bekerja, cairan radiator yang berfungsi menyerap panas dari mesin, juga ikut panas.
“Sehingga, ketika ada lubang atau rongga, maka cairan radiator yang panas itu akan menguap. Dan uap demi uap yang keluar melalui sela kebocoran itu akan mengurangi volume cairan. Sehingga cairan pun akan cepat habis,” papar Cecep. (Vto/Aa)
Mengawali kiprah di dunia jurnalistik sebagai stringer di sebuah kantor berita asing. Kemudian bergabung dengan media di bawah grup TEMPO Intimedia dan Detik.com. Sejak 2021 bergabung dengan Mobilitas.id