Jakarta, Mobilitas – Mobil bertransmisi otomatis (matik) bekas masih banyak diminati karena kenyamanannya.
Mobil bekas (Mobkas) dengan transmisi seperti itu juga banyak diburu konsumen sejak dua bulan lalu, yang umumnya disiapkan sebagai kendaraan mudik lebaran ke kampung halaman.
“Banyak orang yang memilih mobil bekas, terutama MPV yang bertransmisi matik. Karena orang beranggapan saat ini infrastruktur jalan sudah bagus, seperti jalan tol. Apalagi, mobil matik itu dirasa lebih memberi kenyamanan dan kemudahan saat perjalanan jarak jauh,” ungkap pemilik Graha Mobilindo, Paku Jaya, Serpong, Andi Tjahaja, saat ditemui Mobilitas, Sabtu (8/4/2023).
Namun, lanjut Andi, memilih mobil matik bekas perlu kewaspadaan. Sebab, sebagai mobil bekas, tentu penggunaan mobil telah menemouh jarak jauh.
Oleh karena itu, pria yang pernah menjadi sales supervisor di sebuah diler mobil buatan Jepang selama 17 tahun ini, mewanti-wanti agar calon pembeli jeli memilih mobil matik bekas. Dia menyarankan agar melakukan tes mobil bekas itu sebelum memutuskan membelinya atau tidak.
Caranya mudah. Pertama, hidupkan mesin mobil matik bekas itu. Lalu, pindahkan tuas transmisi dari posisi P (Parking) atau N (Netral) ke posisi D (Drive).
“Jika sesaat (hitungan detik) setelah posisi tuas itu dipindahkan terdengar bunyi jedug, dan terasa ada hentakan. Patut dicurigai, ada masalah dengan transmisi matik mobil tersebut,” jelas Andi.
Kedua, jalankan mobil secara perlahan. “Jika saat pedal gas diinjak secara perlahan dan terus ditekan hingga ke arah lebih bawah atau dalam lalu terasa seperti ada hentakan atau laju mobil terasa seperti melompat, maka itu pertanda transmisi mobil itu sudah aus,” tandas pria 44 tahun itu.
Ketiga, jika dalam uji dua tahap itu ternyata aman-aman saja alias tidak ada gejala mencurigakan, maka lakukan pencermatan apakah ada selip kopling atau tidak. Pasalnya, kasus seperti ini juga sering terjadi.
Amati ketika pedal gas terus diinjak dan putaran mesin sudah tinggi ternyata laju mobil malah lembek. “Jika semua gejala itu terjadi, sebaiknya ganti mobil bekas lainnya,” saran Andi. (Jrr/Aa)
Mengawali kiprah di dunia jurnalistik sebagai stringer di sebuah kantor berita asing. Kemudian bergabung dengan media di bawah grup TEMPO Intimedia dan Detik.com. Sejak 2021 bergabung dengan Mobilitas.id