Seoul, Mobilitas – Hyundai Motor Company (Hyundai) telah meluncurkan SUV mungil Hyundai Casper pada awal September lalu di Korea Selatan dengan banderol mulai 14 juta won atau sekitar Rp 168 juta (kurs 1 won = Rp 12). Mobil ini disebut sebagai model global yang bakal dijajakan di berbagai negara.
Laman Autocar India beberapa waktu lalu melaporkan mobil itu kemungkinan besar mulai dijajakan di India pada awal tahun 2022 nanti. “Indikasinya Hyundai Motor India sudah mulai menebar teaser dan persiapan di jaringan penjualan Hyundai di India juga sudah dimulai,” tulis media itu.
Casper akan memiliki dimensi panjang 3.595 milimeter (mm), lebar 1.595mm dan tinggi 1.575 mm. Meskipun didasarkan pada platform K1 yang sama dengan Hyundai Santro, namun Casper lebih pendek dan lebih sempit dari hatchback tersebut, walau sedikit lebih tinggi.
Di Korea, Casper disajikan dalam varian bermesin bensin 1.0 liter naturally aspirated dan 1.0 liter turbo-bensin. Varian pertama bertenaga 76 hp, sedangkan mesin turbo-bensin TGDI 1.0 liter atau varian kedua menghasilkan 100hp yang dikawinkan dengan gearbox otomatis empat tingkat percepatan.
Hanya, hingga kini belum ada kepastian apakah Casper di luar Korea juga berbanderol murah seperti halnya di Negeri Ginseng itu. Sebab di Korea bisa berbanderol miring karena mobil itu diproduksi di pabrik yang upah buruhnya lebih murah, bahkan hanya separuh atau setengahnya dari upah pekerja pabrik milik Hyundai sendiri.
Seperti dilaporkan Nikkei, belum lama ini, Casper memang diproduksi di pabrik milik perusahaan yang didirikan dan dikelola oleh pemerintah kota Gwangju, bernama Gwangju Global Motors (GGM). Perusahaan yang berspesialisasi memproduksi mobil kecil tersebut dimodali oleh Hyundai dan beerapa pihak lainnya.
“Gwangju ingin menarik industri dan menciptakan lapangan kerja, dan Hyundai sedang mencari pabrik yang dapat mengalihdayakan produksi dengan biaya rendah,” tulis Nikkei.
GMW tercatat sebagai pabrik mobil pertama yang didirikan di Korea Selatan dalam 23 tahun terakhir. Pabrik ini berencana memproduksi 70.000 unit mobil saban tahunnya.
Upah murah
Menurut laporan Nikkei Asia, pabrik GGM didirikan tanpa serikat pekerja. Upah pekerjanya pun hanya setengah dibanding upah pekerja pabrik Hyundai sendiri.
Para pekerja GGM diupah 35 juta won (per tahun) atau kurang dari setengah upah rata-rata pekerja di pabrik Hyundai yang saat ini mencapai 88 juta won. Upah itu juga di bawah rata-rata upah karyawan perusahaan nasional yang mencapai 42 juta won.
Meski begitu mereka akan diberikan perumahan dan tunjangan oleh pemerintah guna membantu mereka mempertahankan kualitas hidup. Sehingga para pekerja tersebut diharapkan masih akan bisa hidup secara layak.
Di GGM sendiri Hyundai menggenggam 19% saham. Pemerintah Kota Gwangju menguasai saham mayoritas sebesar 21%, sedangkan Gwangu Bank dan Industrial Bank of Korea masing-masing memiliki 11% dan sisanya dimiliki perusahaan lokal lainnya.
Pabrikan mobil terbesar di Korea itu mau memodali perusahaan yang dikelola pemerintah kota Gwangju itu karena selama ini pusing dengan rongrongan pekerja yang kerap menuntut kenaikkan upah. Lebih dari itu mereka juga sering mengancam mogok kerja. (Jrr/Aa)