Jakarta, Mobilitas – Fakta yang ada menunjukkan selama ini dari total kecelakaan lalu-lintas yang terjadi, 10 persen diantaranya melibatkan truk.
Data yang dikutip PT Daimler Commvercial Vehicle Indonesia (DCVI) menyebut ada beberapa faktor penyebab kecelakaan yang melibatkan truk tersebut. Mulai dari kondisi jalan, kondisi truk yang sudah tidak layak maupun sedang bermasalah, pengemudi yang dalam kondisi tidak optimal, hingga posisi mengemudi yang tidak ergonomis.
“Oleh karena itu, penting untuk para pengemudi memahami posisi ergonomi dalam berkendara supaya tidak hanya memberikan kenyamanan tetapi juga keamanan. Karena posisi ergonomi tiap pengemudi berbeda-beda,” bunyi keterangan PT DCVI yang diterima Mobilitas di Jakarta, Rabu (19/6/2024).
Berkaitan dengan masalah itu, Daimler selaku induk Mercedes-Benz melakukan penyempurnaan posisi pengemudi truk, termasuk di truk medium Mercedes-Benz Axor.
Berikut penyempurnaan posisi yang dilakukan itu: Pertama, posisi saat naik ke kendaraan. Posisi pengemudi harus tepat, yakni pengemudi harus memastikan pintu terbuka dengan posisi 90 derajat.
Posisi naik dan turun truk diharapkan menggunakan metode 3 titik tumpu dan menghadap pada kendaraan. Posisi 3 titik tumpu tersebut adalah posisi dua tangan dan satu kaki.
Bagian 3 titik tumpu dimulai dengan memposisikan kedua tangan pada handle di dalam pintu dan besi yang ada di bawah jok kaki kursi pengemudi. Lalu pengemudi memijakkan kaki dominannya pada anak tangga kendaraan.
Sebelum menaiki kendaraan, pastikan pijakan kaki dan kedua tangan tidak dalam kondisi licin. Kemudian, ketika ingin turun pastikan area saat turun dalam kondisi landai serta aman.
Kedua, posisi duduk yang tepat. Para pengemudi harus melakukan pengaturan kursi untuk kenyamanan berkendara. Posisi duduk disarankan kurang lebih 100 – 115 derajat, dengan jangkauan tangan pengemudi tidak terlalu jauh dengan setir, sehingga posisi tangan tidak lurus menggantung.
Ketika duduk, posisi kaki atau lekuk lutut pengemudi pun harus diatur sesuai postur pengemudi, hal ini dilakukan supaya pengemudi tidak mudah lelah ketika menyetir jarak jauh. Posisi tinggi rendahnya kursi pun harus disesuaikan dengan postur tubuh, dan pinggul tidak boleh lebih rendah dari lutut karena akan menyumbat peredaran darah ke kaki.
Ketiga, posisi berkendara harus nyaman. Terdapat dua jenis kecenderungan posisi setir pada kendaraan, yaitu posisi setir tinggi dan rendah (high and low position steering). Untuk bus dan truk, posisi setir lebih cenderung tinggi atau high position steering karena versi kabin cab-over. (Osi/Aa)