Washington, Mobilitas – Executive Vice President & Chief Executive Officer (CEO) BYD Wilayah Amerika, Stella Li, menegaskan BYD tidak memiliki rencana untuk menjual mobil listrik di Amerika Serikat (AS).
Laporan Yahoo Finance yang dikutip Mobilitas di Jakarta, Rabu (20/3/2024) menyebut dalam wawancara khusus dengan media itu, Li menyebut BYD mengakui pasar mobil listrik di Negeri Paman Sam tersebut memang menarik. “Tetapi terlalu rumit karena adanya konflik politik,” kata dia.
Li mengakui BYD akan membangun pabrik di Meksiko, namun fasilitas produksi di negara itu bukan untuk menjadi batu loncatan memasok produk ke AS. “Pabrik itu (di Meksiko_ hanya akan mendukung penjualan di pasar Meksiko. Kami tidak punya rencana untuk datang ke AS,” tandas dia.
Sedangkan ihwal pernyataannya yang menyebut pasar AS terlalu rumit karena adanya unsur politik, Li menjelaskan di AS terlalu banyak suara yang membingungkan. “Sehingga, bisa membingungkan konsumen dan juga produsen mobil,” kata dia.
Sementara, laporan CNCB Internasional yang disitat Mobilitas di Jakarta, Rabu (20/3/2024) karena melihat keridakpastian di AS dan Eropa, BYD kini berusaha memacu penjualannya ke negara-negara berkembang. Sebab, negara-negara berkembang dinilai lebih ramah kepadanya.
Analis riset CLSA, Xiao Feng, yang dikutip CNBC mengatakan BYD lebih membidik negara-negara berkembang yang tidak memiliki industri otomotif yang kuat. “Dengan begitu BYD tidak akan mengalami tekanan politik dari pemerintah setempat,” ungkap dia.
Kejadian seperti itu telah nyata di Amerika Serikat. Laporan The Washington Bureau dan Carscoops yang dikutip Mobilitas di Jakarta, Jumat (1/3/2024) lalu menyebut Joe Biden mengumumkan instruksi untuk melakukan penyelidikan terhadap mobil listrik baterai asal Republik Rakyat Cina yang berkeinginan masuk ke AS itu pada Kamis (29/2/2024) kemarin.
“Penyelidikan diminta untuk dilakukan terhadap mobil listrik dari Cina yang dilengkapi teknologi terkoneksi. Cina berkeinginan untuk mendominasi pasar otomotif di masa depan, termasuk menggunakan cara-cara yang tidak fair,” ungkap Presiden AS berusia 81 tahun itu.
Presiden ke-46 Negeri Paman Sam ini juga menegaskan mobil listrik asal Cina yang berteknologi terkoneksi itu dapat mengumpulkan data-data penting yang sensitif terkait warga negara AS. Bahkan tentang infrastruktur negara itu untuk dikirimkan ke negara asaal mobil yakni Republik Rakyat Cina.
BYD begerak cepat menggarap pasar Asia Tenggara dengan membangun pabrik di Thailand pada akhir 2024. Selain itu, pabrikan besutan Wang Chuanfu ini juga berinvestasi di Indonesia yang disebut mencapai US$ 1,3 miliar untuk membangun pabrik. (Hen/Aa)
Mengawali kiprah di dunia jurnalistik sebagai stringer di sebuah kantor berita asing. Kemudian bergabung dengan media di bawah grup TEMPO Intimedia dan Detik.com. Sejak 2021 bergabung dengan Mobilitas.id