Ankara, Mobilitas – Setelah tahun 2023 memberlakukan tarif tambahan dan pemberlakuan aturan kewajiban atas layanan purna jual, kini di 2024 pemerintah Turki memberi tekanan lagi ke mobil asal Republik Rakyat Cina (Cina) yang dijajakan di negerinya.
Laporan Arena EV yang dikutip Mobilitas di Jakarta, Rabu (12/6/2024) menyebut pemerintah negara berjuluk Negeri Gerbang Timur dan Barat itu memberlakukan tarif pajak hingga 40 persen atas mobil Cina. Kementerian Perdagangan Turki menyatakan, tujuan pemberlakuan tarif pajak sebesar itu untuk melindungi produk dalam negeri.
“Selain itu untuk memperbaiki defisit negara yang kini telah mencapai US$ 45,2 miliar dibanding tahun lalu,” bunyi keterangan Kementerian Perdagangan.
Tarif pajak sebesar 40 persen itu juga berlaku untuk mobil konvensional maupun yang berteknologi hybrid (paduan mesin konvensional dengan motor listrik). Selain itu diberlakukan pajak minimum US$ 7.000 jika pajak yang dhitung lebih rendah.
Namun, tekanan terhadap mobil asal Negeri Tirai Bambu tidak hanya dilakukan Turki saja, tetapi juga oleh Komisi Eropa. Alasannya, karena Komisi Eropa melihat ada beberapa subsidi yang secara massif dilakukan pemerintah Cina, sehingga harga mobil yang diimpor Eropa lebih murah kerimbang proiduk lokal.
Padahal, tidak demikian dengan mobil asal Eropa yang dijual di cina. Bahkan pemerintah Cina mewajibkan perusahaan asal neger-negeri di bumi bagian barat itu melakukan patungan dengan perusahaan lokal jika ingin berbisnis di negaranya.
Cara yang diberlakukan pemerintah Cina tersebut menjadikan sistem perdagangan yang tidak adil. Hal itulah yang kemudian dibalas oleh negara-negara Eropa, termasuk oleh Turki.
Lantas bagaimana sebenarnya kinerja penjualan kinerja penjualan mobil-mobil asal Cina di Turki saat ini? Data Asosiasi Produsen Otomotif (OSD) Turki dan Kementerian Perdagangan Turki yang dikutip Mobilitas di Jakarta, Rabu (12/6/2026) menunjukkan selama Januari – Mei 2024, beberapa pabrikan masih terbilang pendatang baru di Turki, sehingga penjualannya belum bisa dibandingkan dengan periode tahun 2023.
Fakta berbicara, selama lima bulan pertama 2024 itu Chery menjual 26.990 mobil (meroket 387,3 persen dibanding periode sama di 2023). Kemudian MG menjual 9.478 unit (meroket 235,6 persen), dan DFSK/Seres melego 347 unit (naik 27,1 persen).
Sementara BYD menjual 1.065 unit (belum bisa dibandingkan karena baru), Neta Auto 53 unit (baru), Hongqi 7 unit (baru), dan Maxus 190 unit (baru). Lalu Leapmotor menjual 98 unit, anjlok 24,6 persen. (Din/Aa)
Mengawali kiprah di dunia jurnalistik sebagai stringer di sebuah kantor berita asing. Kemudian bergabung dengan media di bawah grup TEMPO Intimedia dan Detik.com. Sejak 2021 bergabung dengan Mobilitas.id