Yokohama, Mobilitas – Dalam beberapa pekan terakhir, para pecinta sedan ikonik Nissan Skyline di dunia dikejutkan munculnya kabar yang menyebut Nissan Motor Company (Nissan) bakal menyetop pengembangan model sedan. Tak terkecuali sedan-sedan kondang seperti Fuga, Cima, dan bahkan Nissan Skyline.
Topik pembicaraan semakin serius setelah media berpengaruh di Jepang, Nikkei, pada Jumat (11/6/2021), menurunkan berita yang senada. Disebutkan Nissan telah memberitahu para pemasok utama komponen terkait rencana tersebut.
“Dengan memangkas jalur pengembangan model-model yang ada, akan memungkinan pabrikan yang merupakan anggota aliansi bersama Renault dan Mitsubishi ini bisa menyalurkan lebih banyak investasi ke kendaraan listrik dan bidang lain,” tulis Nikkei mengutip sumber di perusahaan pemasok dan sumber lain di Nissan.
Pengembangan varian sedan di luar Jepang kemungkinan masih akan berlangsung. Meski demikian, Nissan belum memutuskan apakah juga akan menghentikan produksi Skyline, yang memulai debutnya pada tahun 1957.
Namun, seperti dilaporkan laman Carscoops, Minggu (20/6/2021), Nissan membuat pernyataan yang berisi bantahan atas kabar tersebut. Tak kurang dari Executive Vice President Nissan, Asako Hoshimo, turut memberikan pernyataan yang isinya juga bantahan.
“Ada laporan tentang penghentian pengembangan Skyline dan pengembangan simbol kejayaan Nissan (di pasar sedan). Namun, faktanya hingga kini tidak ada fakta keputusan seperti itu yang dibuat. Nissan tidak akan pernah menyerah dengan Skyline,” tandas Asako.
Akhir sedih sebuah perjalanan
Skyline, yang diluncurkan pada tahun 1957 oleh pembuat mobil bernama Fuji Precision Machinery – yang kemudian menjadi Prince Motor Company – sebelum sedan itu akhirnya dipoduksi Nissan, merupakan model yang konik dan kondang di Jepang. Bahkan dunia.
Salah satu Skylines yang paling terkenal adalah model generasi keempat, yang diluncurkan pada tahun 1972. Model ini disebut “Kenmeri”, setelah serangkaian iklan televisi untuk mempromosikannya menampilkan pasangan model Ken dan Mary.
Model ini laris manis dengan mencatat total penjualan 660.000 unit dan menjadi simbol budaya anak muda Jepang tahun 1970-an. Tetapi pada tahun 2002, Nissan menangguhkan produksi top-end Skyline GT-R.
Meski, pada tahun 2007, CEO Nissan (saat itu) Carlos Ghosn, mengumumkan rencana untuk menghidupkan kembali merek itu. Skyline anyar lahir bereinkarnasi menjadi mobil sport performa tinggi Nissan GT-R pada tahun 2007 karena tak lagi memakai lencana Skyline.
Sedangkan model saat ini, yang dilengkapi dengan teknologi penggerak otonom terbaru Nissan, diluncurkan ke pasar pada tahun 2019. Hanya penjualannya tak semoncer tahun-tahun 70-an.
Lembaga riset dan konsultan Marklines mencatat, sepanjang tahun 2020 hanya 3.900 unit yang terjual. Padahal di tahun 1970-an rata-rata mencapai 150.000 unit saban tahun.
Lantas, akankah Skyline benar-benar diakhiri karena dua alasan tadi? Nissan melakukan restrukturisasi bisnis dan akan fokus ke mobil listrik sehingga butuh banyak investasi.
Memangkas jumlah model mobil yang dibuat dan menutup sejumlah pabrik telah dilakukan pabrikan asal Yokohama, Jepang ini. Karena itulah, nasib Skyline bisa jadi juga masih menunggu arah angin kebijakan. (Swe/Jrr/Aa)