Jakarta, Mobilitas – Sejak 3 September lalu pemerintah menaikkan harga sejumlah jenis bahan bakar (BBM).
Namun, sejumlah pakar ekonomi menyebut kenaikkan harga BBM yang diumumkan pada 3 September ini tidak akan seketika berdampak ke berbagai sektor pada bulan itu juga. Termasuk ke penjualan produk otomotif, terutama sepeda motor dan mobil.
“Dari pengalaman-pengalaman yang terjadi sebelumnya, ketika harga BBM dinaikkan maka dampak nyatanya akan terasa di bulan berikutnya hingga empat bulan setelahnya,” ungkap Direktur Center of Economic and Law Studies (CELIOS), Bhima Yudhistira Adinegara, saat dihubungi Mobilitas di Jakarta, Sabtu (10/9/2022).
Bhima menyebut kenaikkan harga BBM di bulan September ini dapat memicu stagflasi alias laju kenaikkan inflasi yang sangat signifikan. Pasalnya, pada saat ini kenaikkan harga BBM tidak dibarengi oleh penyerapan tenaga kerja, sehingga akan sangat memberatkan masyarakat menengah ke bawah.
Meski, dampak ini masih belum terasa satu hingga empat bulan (atau sampai akhir tahun). Terlebih di daerah-daerah basis pertanian karena saat ini tengah musim panen.
“Kenaikkan harga BBM ini memiliki multiplier effect yang besar. Dari ongkos angkutan, biaya produksi, harga makanan, sampai tarif jasa-jasa pun naik. Hampir semua sektor terdampak,” papar Bhima.
Setelah empat bulan efek akan mulai terasa, petani akan merasakan harga pupuk yang lebih mahal karena ongkos angkutnya naik. Rumah tangga akan merasakan cekaknya anggaran mereka karena naiknya harga kebutuhan pokok, biaya transportasi, dan lainnya.
Pengamat ekonomi energi Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta, Fahmi Radhy, yang dihubungi Mobilitas, Sabtu (10/9/2022) memprediksi pengerekan harga BBM itu bakal memicu lonjakan inflasi hingga 7%. Dia menyebut, data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, hingga Juli lalu, inflasi tahunan telah mencapai 4,94% akibat merangkak naiknya harga bahan pangan.
“Dengan kenaikkan harga BBM saat ini, inflasi akan semakin meningkat. Daya beli pun akan turun. Apalagi, untuk membeli barang sekunder atau bahkan tersier seperti sepeda motor atau mobil,” tandas Fahmi.
Seperti halnya Bhima, dia memperkirakan dampak atau efek kenaikkan harga BBM itu baru terasa nyata empat bulan mendatang. “Dan kondisi akan semakin berat jika rencana menaikkan cukai rokok dilakukan,” imbuh dia. (Swe/Yan/Aa)