Derby, Mobilitas – Dana Moneter International (IMF) memprrediksi pertumbuhan ekonomi dunia melambat menjadi 2,9 persen dan Bank Dunia memperkirakannya lebih rendah yakni 2,1 persen.
Kedua lembaga keuangan dunia itu menyebut ketegangan politik di berbagai wilayah telah menyebabkan rantai pasok bahan pangan dan industri terdampak. Akibatnya harga komoditas – mulai dari produk pertanian hingga pertambangan – terkerek dan dalam kondisi ketidakpastian.
Inflasi global meningkat dan daya beli masyarakat di berbagai negara mengalami tekanan. Meski, ada sejumlah sektor yang masih membukukan pertumbuhan namun dampaknya ke masyarakat secara umum tidak signifikan.
Menariknya, dalam kondisi seperti itu mobil mewah asal Derby, Inggris, Rolls-Royce masih membukukan meningkatnya penjualan. Data laporan penjualan tahunan Rolls-Royce yang dikutip Mobilitas di Jakarta, Kamis (1/2/2024) menunjukkan, sepanjang tahun 2023 mobil mewah ini laku sebanyak 6.032 unit.
Jumlah tersebut meningkat atau bertambah banyak 11 unit dibanding tahun 2022 yang sebanyak 6.021 unit. “Jumlah penjualan sepanjang tahun 2023 ini merupakan angka yang tertinggi yang pernah dibukukan oleh pabrikan,” bunyi pernyataan pabrikan yang merupakan bagian dari BMW Group tersebut.
Pabrikan mengatakan model yang paling banyak dibeli konsumen adalah SUV Rolls-Royce Cullinan. Sedangkan negara yang membukukan penjualan terbanyak adalah Amerika Serikat, disusul Cina, dan wilayah Asia-Pasifik.
Pada tahun 2023 itu, Rolls-Royce telah menghentikan produksi dua model yakni Rolls-Royce Dawn dan Rolls-Royce Wraith. Keduanya merupakan mobil yang dibekali mesin V12 Twin-turbo 6.6 liter.
Di tahun itu pula, pabrikan mulai mengirim mobil listrik Rolls-Royce Spectre ke para pembelinya. (Din/Aa)
Mengawali kiprah di dunia jurnalistik sebagai stringer di sebuah kantor berita asing. Kemudian bergabung dengan media di bawah grup TEMPO Intimedia dan Detik.com. Sejak 2021 bergabung dengan Mobilitas.id