Hanoi, Mobilitas – Sepanjang tahun 2021 kemarin, Republik Sosialis Vietnam (Vietnam) membukukan impor mobil dalam wujud utuh (CBU) sebanyak 160.035 unit dengan total nilai US$3,66 miliar. Jumlah ini menanjak 1,5 kali lipat dibanding tahun lalu, dan memecahkan rekor impor meski di tengah kondisi dunia (termasuk Vietnam) yang masih dibeli pandemi Covid-19.
Seperti dilaporkan Laman VietnamNet, belum lama ini, data yang dirilis Vietnam Automobile Manufacturers Association (VAMA) dan General Department of Customs menunjukkan jumlah mobil yang diimpor itu meningkat 52,1% dan 55,7% secara nilai dibanding tahun 2020.
“Thailand, Indonesia, dan Cina mendominasi di pasar mobil impor Vietnam dengan porsi 92,4% . Total ekspor ketiga negara itu ke Vietnam mencapai 147.906 unit,” bunyi keterangan VAMA.
Sementara, dari total ekspor ketiga negara tersebut, ternyata Thailand yang terbanyak. Negeri Gajah Putih itu membukukan ekspor sebanyak 80.903 unit, dengan total nilai US$1,5 miliar, atau setengah dari total mobil asal impor di Negeri Paman Ho tersebut.
Sedangkan Indonesia yang berada di urutan kedua, mencatatkan volume ekspor sebanyak 44.250 unit dengan nilai US$559,5 juta. Adapun Cina mencatatkan ekspor mobil CBU sebanyak 22.753 unit dengan US$873 juta.
Catatan lain yang digarisbawahi VAMA adalah, tidak hanya mobil impor saja yang meningkat tetapi juga mobil rakitan dalam negeri yang meningkat penjualannya di sepanjang tahun 2021, totalnya mencapai 299.800 unit, atau naik 9,1% dibanding tahun lalu.
Data dari ASEAN Automotive Federation yang dinukil Mobilitas,Minggu (13/2/2022) menunjukkan, jumlah produksi mobil Indonesia di tahun 2021 juga kalah jauh dari Thailand. Pada tahun tersebut, Thailand memproduksi sebanyak 1.685.705 unit, naik signifikan dibanding tahun 2020 yang sebanyak 1.427.074 unit.
Di tahun yang sama, Indonesia memproduksi mobil sebanyak 1.121.967 unit. Jumlah ini melonjak 62,6% dibanding angka produksi tahun 2020 yang sebanyak 690.150 unit.
“Kalau jumlah produksi, kita memang kalah banyak karena dari jumlah pabrikan yang beroperasi di Thailand juga lebih banyak. Sebab, Thailand merupakan hub atau basis industri otomotif terutama mobil dari berbagai negara,” ujar Ketua I Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Jongkie Sugiarto saat dihubungi Mobilitas di Jakarta, Minggu (13/2/2022).
Namun untuk urusan ekspor, kata Jongkie, bisa saja Indonesia mengungguli negeri itu. Sebab, urusan ekspor tidak sepenuhnya urusan industri yang bersangkutan saja, tetapi juga tergantung prinsipal masing-masing merek.
“Karena untuk alokasi ekspor termasuk negara tujuan yang disasar itu bagian dari strategi sebuah prinsipal. Misalnya, sebuah merek A memiliki pabrik di Thailand dan Indonesia yang juga berorientasi ekspor, tidak mungkin mengekspor model mobil yang sama ke sebuah negara. Karena itulah, untuk ekspor ini juga tergantung kebijakan prinsipal,” terang Jongkie. (Swe/Aa)