Hanoi, Mobilitas – Departemen Umum Bea Cukai Vietnam mengumumkan, sepanjang Januari – November tahun ini impor mobil dalam wujud utuh negeri itu meningkat lebih dari 50%, baik dalam volume produk maupun nilainya. Asal mobil yang terbanyak diimpor berasal dari Thailand, Indonesia, dan Cina.
Data dari departemen itu yang dilansir laman Assem Connect Vietnam dan Vietnam Times, Jumat (24/12/2021) memperlihatkan total mobil yang diimpor sepanjang periode itu mencapai 144.971 unit. Total nilainya mencapai US$ 3,23 miliar.
“Dibandingkan dengan sebelas bulan pertama tahun lalu, total volume impor ini naik 56,7% dan nilainya meningkat 58,2%,” bunyi pernyataan departemen tersebut.
Bahkan total volume impor di Januari – November tahun ini jauh lebih banyak dibanding impor yang dilakukan selama kurun waktu yang sama tahun 2019 atau sebelum pandemi Covid-19 menerjang berbagai belahan dunia termasuk Vietnam. Pada saat itu, Negeri Paman Ho ini mengimpor mobil CBU sebanyak 139.427 unit.
Sedangkan rincian impor hingga November tahun ini yang mencapai 144.971 unit itu berasal dari Thailand 73.838 unit, dengan nilai US$ 1,37 miliar. Lalu dari Indonesia sebanyak 42.022 unit dengan nilai US$ 530 juta, dan dari Cina 18.408 unit senilai US$ 694,8 juta.
Total impor dari ketiga negara ini mencapai 134.268 unit, dan menyumbang hampir 93% dari total impor mobil CBU Vietnam. Dan fakta ini menunjukkan Indonesia secara volume maupun nilai ekspor tertinggal jauh dari Thailand, sementara meski unggul secara volume namun tertinggal dalam nilai dari Cina.
Ketua I Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Jongkie Sugiarto yang dihubungi Mobilitas, di Jakarta, Jumat (24/12/2021) menyebut jika Indonesia kalah dalam volume maupun nilai ekspor oleh Thailand itu bisa dipahami. Pasalnya, kata dia, dari jumlah produsen mobil yang mengekspor produknya ke negeri berpenduduk 98.376.882 jiwa itu jauh lebih banyak.
Maklum Negeri Gajah Putih itu – dengan segala kemudahan dan fasilitas yang diberikan ke investor – menjadi basis produksi produsen mobil dari berbagai negara untuk tujuan ekspor ke kawasan regional Asia Tenggara maupun dunia. Ini sejalan dengan keinginan pemerintah negeri itu.
“Selain itu, soal ekspor itu, sebuah merek atau produsen kendaraan juga ditentukan oleh prinsipal mereka. Model apa saja, dan kemana itu juga atas persetujuan prinsipalnya. Ini dimaksudkan agar tidak terjadi tumpang tindih antar pemegang merek dari satu negara dengan negara lain. Selain itu, soal lobi pemerintah juga turut berperan,” kata dia. (Jrr/Aa)
Mengawali kiprah di dunia jurnalistik sebagai stringer di sebuah kantor berita asing. Kemudian bergabung dengan media di bawah grup TEMPO Intimedia dan Detik.com. Sejak 2021 bergabung dengan Mobilitas.id